Tentara Israel Bunuh Remaja Palestina dalam Bentrok Wilayah Tepi Barat
RIAU24.COM - Pasukan Israel membunuh seorang remaja Palestina dalam bentrokan yang terjadi di wilayah pendudukan Tepi Barat pada Kamis (15/9/2022).
Kekerasan yang terjadi di Tepi Barat telah melonjak naik dalam beberapa bulan terakhir, disebabkan karena Israel telah mengintensifkan serangan menyusul serentetan serangan jalanan di kota-kotanya.
Kementerian Kesehatan Palestina mengkonfirmasi kematian seorang anak berusia 17 tahun.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk pembunuhan dan serangan Israel di Tepi Barat, dengan puluhan warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel tahun ini.
Juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeineh, mengatakan Israel bertanggung jawab atas kekerasan tersebut.
"Pemerintah Amerika Serikat harus menekan pemerintah Israel untuk menghentikan agresinya, daripada mencari pembenaran atas kejahatan Israel dan terus meminta pertanggungjawaban Otoritas Palestina," katanya dalam sebuah pernyataan.
Para pejabat Palestina mengatakan, tindakan Israel melemahkan Otoritas Palestina. Mereka mendesak stabilitas hanya dapat dicapai setelah pendudukan berakhir.
Sedangkan militer Israel mengatakan, tentaranya mendapat kecaman di sekitar Jenin saat beroperasi di rumah-rumah warga Palestina yang terlibat dalam bentrokan Rabu (14/9/2022).
"Tersangka bersenjata melemparkan alat peledak dan bom molotov dan menembak ke arah tentara. Sebagai tanggapan, tentara menembak ke arah tersangka. Serangan diidentifikasi," kata militer.
"Kami ingin Otoritas Palestina bertindak tegas melawan terorisme," kata kepala Dewan Keamanan Nasional Israel Eyal Hulata dalam konferensi keamanan di Tel Aviv.
Pembicaraan kenegaraan Palestina dengan Israel yang disponsori Amerika Serikat runtuh pada 2014. Sejak itu, kekuatan Otoritas Palestina yang memiliki pemerintahan di Tepi Barat telah berkurang.
“Kekerasan adalah kekerasan. Kami ingin semua orang berbuat lebih banyak, kami ingin Otoritas Palestina berbuat lebih banyak, pasukan keamanan Palestina berbuat lebih banyak untuk mencegahnya,” ujar Duta Besar Amerika Serikat Tom Nides mengatakan kepada radio Kan Israel.
(***)