Jokowi Meminta Ditjen Imigrasi Diganti Akibat Terlalu Banyak Mendapat Laporan Terkait Visa on Arrival
RIAU24.COM - Baru-baru ini Presiden Joko Widodo atau akrab diapa Presiden Jokowi, kerap mendapat banyak laporan jelek terkait visa on arrival (VoA) dan Kartu Izin Tinggal Terbatas (Kitas).
Hal itu membuat Presiden Jokowi menyoroti kinerja Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi.
Dirinya meminta Ditjen Imigrasi mampu mengevaluasi hal itu secara penuh.
Tak tanggung-tanggung Jokowi meminta Dirjen Imigrasi diganti untuk reformasi birokrasi dan pelayanan.
“Ganti itu kalau kira-kira memang enggak punya kemampuan untuk reform seperti itu, ganti semuanya dari dirjen sampai bawahnya. Kalau ndak (diganti), ndak akan berubah,” katanya.
Merespon hal tersebut, Dosen Politeknik Imigrasi (Poltekim) M Indra menyarankan, menyungkapkan bahwasannya bila menginginkan pergantian tersebut maka, ASN imigrasi atau alumni Politeknik Imigrasi bisa menjadi solusi.
“Imigrasi itu satu profesi yang dilandasi satu Undang-Undang dan itu pekerjaan yang sifatnya khusus. Menjadi dirjen, selain bicara leadership tapi profesionalisme juga diperlukan,” ujar Indra.
Hal tersebut lantaran Indra percaya masih banyak kalangan internal yang memiliki kapasitas untuk mengisi jabatan tersebut, ketimbang mencari dari luar.
Selain itu, jika Dirjen Imigrasi dipimpin oleh orang internal maka memberikan kesempatan kepada mahasiswa Politeknik Imigrasi (Poltekim) dan ASN karir di Direktorat Imigrasi agar memiliki kesempatan menjadi direktur.
“Beri mereka kesempatan dan tanggung jawab untuk bisa menyelesaikan amanah itu secara baik dan benar," pungkas Wakil Ketua Umum Politekni Imigrasi ini.