Bjorka Targetkan Buka Data Gelap Transaksi Digital BBM, Pertamina Buka Suara
RIAU24.COM - Hacker Bjorka yang memiliki nama akun twitter DarkTracer kembali memberikan pernyataan, bahwa ia akan melanjutkan aksinya di Indonesia. Target terbarunya adalah transaksi digital milik PT Pertamina (Persero) yakni MyPertamina.
Diketahui bahwa transaksi pembelian BBM melalui MyPertamina sedang booming karena pemerintah dan Pertamina sedang menyusun skema baru untuk pelaksanaan pembatasan pembelian BBM bersubsidi yakni Peralite dan Solar Subsidi.
Melalui twitter DarkTracer, Hacker Bjorka menyatakan akan mendukung masyarakat Indonesia yang berjuang melakukan demonstrasi di Indonesia atas kenaikan harga BBM.
"Untuk mendukung orang-orang yang berjuang melakukan demonstrasi di Indonesia terkait harga BBM. Saya akan mempublikasikan database MyPertamina segera," ujar Hacker Bjorka berdasarkan hasil tangkapan layar di grup Telegram yang disebar oleh akun DarkTracer, dikutip Minggu (11/9/2022).
Merespon hal ini, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menyebutkan bahwa Pertamina sangat memperhatikan keamanan data konsumen.
"Kami telah menerapkan standar keamanan informasi dan bekerjasama dengan pihak-pihak yang mendukung pengamanan data. Pertamina berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk menjaga keamanan data pendaftar program Subsidi Tepat," ungkap Irto kepada CNBC Indonesia, Minggu (11/9/2022).
Nama Bjorka belakangan heboh di dunia internet karenanya membocorkan data penting pemerintah. Hacker Bjorka makin meresahkan setelah membobol data registrasi SIM Card Prabayar dan mengancam membocorkan file rahasia Presiden Republik Indonesia (RI).
Kabar terbaru lainnya, hacker mengumumkan keberhasilannya memperoleh 679.180 data, berisi dokumen rahasia Presiden RI. Meskipun belum diketahui secara gamblang siapa orang yang dimaksud, apakah Joko Widodo atau Presiden RI sebelumnya.
Untuk filenya sendiri berukuran 40mb (Compressed), akan tetapi aslinya mencapai 189 mb. Melalui situs Breached.to, dirinya mengungkapkan bahwa, file tersebut berisi beberapa dokumen rahasia.
"Berisi transaksi surat, serta dokumen yang dikirimkan kepada Presiden, di mana termasuk kumpulan surat yang dikirim oleh Badan Intelejen Negara yang diberi label rahasia," jelas Bjorka.
Tak ketinggalan ia pun memberikan sedikit gambaran, terkait isi dari file rahasia itu. Di dalamnya, terdapat surat rahasia kepada Presiden dan Mensesneg, gladi bersih dan pelaksanaan upacara bendera pada peringatan HUT-74, dan masih banyak lagi.
Sebelum melakukan kejahatannya, Bjorka kerap mengumumkannya terlebih dahulu di grup Telegram. Di aplikasi pengirim pesan ini, setidaknya sudah ada kurang lebih 4.788 anggota.
Seperti yang diberitakan sebelumnya, nama Bjorka membuat heboh ketika sukses mendapatkan data pengguna IndiHome yang dibantah Telkom, dan mengumpulkan 1,3 miliar data pendaftaran kartu prabayar.
Data tersebut isinya meliputi Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telpon, operator seluler, hingga tanggal registrasi. Hanya saja, saat ini Kominfo masih melakukan investigasi mendalam, terkait keabsahan data registrasi SIM Card prabayar ini.\
(***)