Kekeringan Parah dalam Sejarah Eropa, Mengubah Benua dari Hijau Subur Menjadi Coklat Kering
RIAU24.COM - Serangkaian citra satelit telah mengungkapkan bagaimana Eropa mengering selama bulan Juli dan Agustus yang merupakan kekeringan terburuk dalam 500 tahun melanda benua itu.
Dalam sebuah video yang diposting di Twitter oleh Program Copernicus Uni Eropa, yang menjalankan konstelasi satelit Sentinel yang mengamati Bumi, sebagian besar wilayah Eropa dapat terlihat berubah dari hijau subur menjadi coklat kering antara 1 Juli hingga 31 Agustus.
"Pada tahun 2022, #kekeringan telah mempengaruhi seluruh Eropa. Amati bagaimana benua kita telah berubah dengan mosaik gambar ini" tweet Copernicus.
Menurut laporan, kekeringan 2022 adalah yang terbesar yang mempengaruhi Eropa dalam 500 tahun.
Sementara cuaca panas dan kering yang tidak normal telah secara substansial meningkatkan risiko kebakaran hutan, ketinggian air di sungai-sungai seperti Rhine, Danube, dan Po turun ke tingkat yang sangat rendah sehingga saluran air harus ditutup untuk lalu lintas.
Musim panas tahun ini di Eropa dianggap sebagai yang terkering sejak kekeringan parah melanda wilayah tersebut pada tahun 1540.
Gambar yang tersedia di situs web Copernicus menunjukkan sejauh mana kekeringan berdampak pada benua itu. Gambar ini menunjukkan kekeringan akut yang berdampak pada Noordoostpolder di Belanda.
Mayoritas tanah di Noordoostpolder digunakan untuk pertanian. Kurangnya flora telah menyebabkan daerah itu menjadi coklat, sesuatu yang bisa dilihat di seluruh Belanda.
Menurut Copernicus, wilayah tersebut mengalami masalah dalam memproduksi pakan ternak dan memiliki kekurangan sumber daya air yang dibutuhkan oleh satwa liar setempat karena kekeringan dan gagal panen.
Gambar lain menunjukkan Spanyol, yang merupakan salah satu Negara Anggota Uni Eropa yang paling parah terkena dampak dari kekeringan bersejarah di Eropa.
Di Extremadura Spanyol, 15 waduk berada dalam situasi darurat dan beberapa pembatasan penjatahan air telah diberlakukan.
(***)