Miris, Kisah Para Warga yang Tinggal di Desa yang Terendam Banjir Ini Jadi Perhatian Warganet
Kumaison berdiri di jalan setapak menuju rumahnya di lingkungan banjir di Timbulsloko [Dita Alangkara/AP Photo]
Kumaison, enam puluh tahun, ingat saat dia menangis ketika banjir besar menghanyutkan 400.000 rupiah Indonesia ($27) yang telah dia tabung. Barang-barang lainnya, seperti pakaian dan perabotan, dapat dibersihkan dan diperbaiki. Tapi uang itu hilang selamanya.
Sebagai seorang gadis muda yang tumbuh di desa, Kumaison mengatakan bahwa dia ingat sawah dan tambak tetangganya menjadi bisnis yang berkembang pesat.
Tapi sekarang dia berkata: "Semuanya hilang, tidak bisa memanen udang atau ikan. Ini mengubah mata pencaharian semua orang."
Kumaison mengatakan rumahnya telah ditinggikan dengan beton dan tanah tiga kali, tetapi airnya terus bertambah tinggi. Di halaman depan yang terendam banjir, penduduk desa membantunya membangun jaring yang membantu menangkap sampah, mencegahnya hanyut ke rumahnya.