Miris, Kisah Para Warga yang Tinggal di Desa yang Terendam Banjir Ini Jadi Perhatian Warganet
Wahidah berdiri di teras rumahnya di Timbulsloko [Dita Alangkara/AP Photo]
Duduk di teras rumah kelahirannya, Wahidah, 55 tahun, mengobrol dengan teman-temannya sambil menghindari panasnya matahari.
Dia ingat bagaimana ketika dia masih kecil dia melihat kerbau berkeliaran di ladang desa di mana padi, jagung, dan cabai tumbuh. Beberapa tetangga memelihara kolam ikan berisi ikan lele yang bisa mereka jual di pasar atau dimakan sendiri.
"Semua yang kami butuhkan ada di sini," katanya.
Dia ingat bagaimana air mulai naik. Ladang dan pepohonan semuanya mati karena air asin. Semua kerbau itu dijual karena tanah yang mereka tempati menghilang. Akhirnya kuburan pun terendam banjir.