RIAU24.COM - Pejabat energi internasional melaporkan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir penting di Ukraina sekali lagi mengalami kehilangan daya eksternal pada hari Sabtu, meningkatkan kekhawatiran tentang operasinya sebagai krisis energi berkepanjangan konflik antara Moskow dan Barat meningkat.

Menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA), fasilitas terbesar Ukraina di Eropa, Zaporizhzhia, memiliki saluran listrik eksternal utama yang terakhir dimatikan tetapi sambungan cadangan masih dapat terus mengirimkan listrik ke jaringan.

Menurut pernyataan badan yang diposting di situs webnya, hanya satu dari enam reaktor stasiun yang masih beroperasi.

Sejak pasukan Rusia menginvasi Ukraina pada akhir Februari, pabrik tersebut berada di bawah kendali Moskow. Masing-masing pihak menuduh pihak lain menembaki daerah di dekatnya.

Perselisihan atas ekspor minyak dan gas Rusia, sementara itu, berlanjut minggu ini karena negara-negara G7 menetapkan batas harga yang direncanakan untuk ekspor minyak Rusia dan Moskow berjanji untuk menutup pipa gas utamanya ke Jerman.

Konflik energi muncul saat kawasan itu bersiap menghadapi bulan-bulan dingin yang akan datang dan merupakan hasil dari invasi enam bulan Presiden Vladimir Putin ke Ukraina. Ini menyoroti jurang pemisah yang signifikan yang telah diciptakan oleh invasi antara Moskow dan negara-negara Barat.

Penutupan reaktor nuklir sebelumnya dikaitkan oleh Zelensky dengan penembakan Rusia, dan dia mengklaim bahwa pelepasan radiasi hampir dihindari.

Pemadaman energi telah dikaitkan oleh Moskow dengan sanksi Barat dan kesulitan teknis, sementara negara-negara Eropa menuduh Rusia mempersenjatai pasokan sebagai bagian dari invasi bersenjatanya.

(***)