Terungkap! Komnas HAM Sebut Putri Candrawathi Disuruh Akui Telah Dilecehkan di Duren Tiga
RIAU24.COM - Pengakuan Putri Candrawathi istri mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo terkait pembunuhan berencana Brigadir J, telah diungkapkan oleh Komnas HAM.
Komnas HAM mengungkapkan bahwa Putri mengaku telah disuruh utnuk membenarkan cerita pelecehan seksual di Duren Tiga pada awal kasus ini bermula.
Ahmad Taufan Damanik selaku Ketua Komnas HAM mengatakan, awalnya informasi yang berkembang di masyarakat dan tim penyidik dan Komnas, lokasi kejadian pembunuhan terjadi di Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Akan tetapi, ia mengatakan lebih lanjut dalam perkembangannya keterangan soal locus kejadian berubah menjadi di Magelang, Jawa Tengah.
"Ya di laporan pertama juga sebenarnya tidak secara persis dia mengatakan itu (kekerasan seksual) ya, terutama karena dia bilang sebetulnya yang terjadi itu di Magelang. 'Saya disuruh untuk mengakui kejadian itu terjadi di Duren Tiga'," ujar Taufan kepada wartawan, Senin (29/8/2022) dikutip sindonews.com.
Selanjutnya, Taufan tidak menuturkan sosok yang disebut Putri sebagai oknum yang menyuruhnya untuk mengubah keterangan.
Ia hanya menegaskan, dari awal Komnas HAM memang tidak memperoleh gambaran yang jelas mengenai peristiwa pelecehan maupun lokasinya.
Di pihak Polri, Taufan melanjutkan bahwa tidak ada yang berusaha mencari fakta pembanding lain untuk memperjelas ada tidaknya dugaan kekerasan seksual.
"Kan kesimpangsiuran ini harus diluruskan dengan mencari fakta yang sebenarnya seperti apa. Saya tidak mau terulang lagi seperti yang di Duren Tiga, telah membuat kehebohan banyak pihak tapi ternyata yang bersangkutan mengatakan 'Saya cuma disuruh mengakui saja di Duren Tiga sebetulnya peristiwanya di Magelang'. Nanti jangan-jangan dikejar lagi beda lagi kan. Makanya saya kira tugas penyidik saat ini mendalami dan mencari bukti-bukti selain keterangan," sambungnya.
Lebih lanjut, Taufan menyebutkan, jika dugaan kekerasan seksual itu tidak dapat dibuktikan, penyelidikan sudah selayaknya tidak dilanjutkan kembali.
Diakhir, Taufan mengatakan kini yang jauh lebih penting adalah bagaimana mengungkap pembuktian skenario kasus kematian Brigadir J.
"Kalau itu tidak bisa, maka saya kira tidak menjadi penting lagi itu, yang penting adalah membuktikan hubungan antara satu peristiwa di mana Ferdy Sambo memerintahkan beberapa anak buahnya untuk mengeksekusi saudara Yosua," pungkasnya.
(***)