Wow! Prosedur Langka Ini Mampu Menyingkirkan Tumor Ganas Dari Tubuh Seorang Wanita di Bengaluru
RIAU24.COM - Dokter di Rumah Sakit Sagar Apollo yang berbasis di kota Belanguru mampu memberikan kehidupan baru kepada seorang wanita berusia 27 tahun.
Dilansir Riau24.com dari newindianexpress.com, Rabu, 24 Agustus 2022, lewat kesuksesan dalam operasi kraniotomi yang langka, para dokter mampu mengangkat tumor otak berukuran 4cm dari korteks fasihnya (area bicara) di sebelah kiri lobus temporal posterior otak.
Bahkan wanita tersebut dioperasi dalam keadaan sadar, meskipun sejumlah obat-obatan diberikan untuk memastikan bahwa dia tidak merasakan sakit.
Sebuah tim bedah yang dipimpin oleh Dr Murali Mohan S, konsultan senior ahli bedah saraf dan kepala ilmu saraf, Sagar Hospitals, dan tim anestesi yang dipimpin oleh Dr Gayathri P, konsultan senior ahli anestesi saraf dan ahli saraf bergabung dalam tim untuk melakukan operasi tersebut.
Dr Mohan mengatakan sejak operasi dilakukan pada korteks fasih, mereka harus memastikan bahwa kemampuan berbicara dan ingatannya tidak terpengaruh.
Hal tersebut membuat para dokter memutuskan agar pasien tetap dalam kondisi terjaga dengan memutar lagu-lagu kesukaan sang pasien.
Tak hanya itu, dokter juga memutuskan untuk terus berkomunikasi dengannya, dan memintanya untuk melakukan beberapa tes matematika selama jalannya operasi.
“Meskipun operasi tumor otak biasanya memakan waktu tujuh jam, operasi ini selesai dalam 3,5 jam. Tidak mudah untuk membuat pasien tetap terjaga lama saat melakukan operasi tersebut," katanya.
Yang lebih mencegangkan, pasien mampu berjalan dalam waktu dua jam setelah operasi yang dilakukan pada hari Jumat.
"Pasien telah dipulangkan pada hari Senin, 22 Agustus 2022 dan disarankan untuk kembali bekerja setelah seminggu pasca operasi, ”kata Dr Mohan.
Preethi (nama diubah), satu-satunya putri dari orang tua yang sudah lanjut usia yang tinggal di Udupi, tinggal sendirian di Bengaluru.
Meskipun dia didiagnosis menderita tumor otak tujuh tahun lalu, dia terus menunda operasi, karena ia takut dia akan kehilangan kemampuan bicara atau ingatannya.
Sementara dia menderita kejang berulang karena tumor, akhirnya dia memutuskan untuk mengunjungi sejumlah dokter untuk memeriksa apakah operasi dapat dilakukan tanpa mempengaruhi kemampuannya dalam bicara atau ingatannya, sebelum akhirnya ia bertemu dengan Dr Mohan. ***