Tidak Ada Harapan : Kasus Bunuh Diri Terus Meningkat di Bagian Barat Laut Suriah
Ahmed Abdul Hayy, seorang psikoterapis yang bekerja dengan pusat medis SAMS di Idlib, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa trauma yang dialami banyak warga Suriah mungkin menjadi alasan meningkatnya jumlah bunuh diri.
“Orang-orang di Suriah utara menghadapi kondisi seperti pengungsian , kehilangan rumah mereka, tinggal di kamp-kamp di mana mereka kehilangan privasi mereka, serta pengangguran, kemiskinan dan ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan kondisi yang sulit,” kata Abdul Hayy. “Ini kemudian menyebabkan orang kehilangan harapan dan ketakutan akan masa depan, yang tampak seolah-olah semakin buruk.”
Sekitar 90 persen warga Suriah hidup di bawah garis kemiskinan, menurut PBB, membuat banyak pencari nafkah Suriah tidak mampu menafkahi keluarga mereka. Tidak adanya sistem pendukung untuk membantu mengatasi masalah ini adalah salah satu alasan utama meningkatnya kasus bunuh diri, kata Abdul Hayy.
“Pada sebagian besar kasus yang tercatat, peringatan telah diberikan sebelum bunuh diri dilakukan, namun ancaman tersebut tidak ditanggapi dengan serius, dan orang-orang yang rentan malah ditegur oleh anggota keluarga atau ditanggapi dengan sikap acuh tak acuh,” katanya.
Sebagian besar bunuh diri dilakukan oleh orang-orang muda, banyak dari mereka telah kehilangan harapan setelah menjalani sebagian besar hidup mereka selama perang.
“Pemuda Suriah melihat di internet dan di film orang-orang menjalani kehidupan yang sangat berbeda dengan kehidupan mereka sendiri,” kata Abdullah Darwish, seorang peneliti lokal. “Ini sering membuat mereka merasa terasing dan membuat mereka berpikir negatif tentang masa depan mereka yang tidak diketahui.”