Makna Baju Adat Buton, yang Dikenakan Presiden Jokowi dalam HUT ke -77 RI
RIAU24.COM - Presiden Joko Widodo mengenakan baju adatdari Buton, Sulawesi Tenggara, saat menghadiri upacara peringatan detik-detik Proklamasi dalam rangka HUT ke-77 RIdi Istana Merdeka, Jakarta, hari ini.
Busana yang dipakainya terdiri dari baju, celana panjang, sarung, dan kopiah yang didominasi warna merah.
Jokowijuga menggunakan penutup kepala yang senada dengan hiasan senjata tradisional diselipkan di bagian pinggang.
“Ini baju dari Buton, Sulawesi Tenggara. Ini baju dolomanidari Buton," ujar Jokowi kepada wartawan.
Pakaian tersebut merupakan baju adat dari Buton, salah satu pulau yang berlokasi di Sulawesi Tenggara.
Dikutip dari Tribun Sultra, dolomani adalah salah satu baju adat kebesaran Kesultanan Buton yang kerap digunakan Sultan ke-35 Muhammad Ali pada masa tahun 1918-1921.
Busana ini biasanya dipakai saat menghadiri acara-acara kesultanan ataupun momen resmi lainnya.
Keistimewaan baju adat dari Buton ini ditandai dengan desainnya yang dihiasi dengan sulaman benang emas atau perak.
Makna baju adat dolomaniyang dipakai Jokowi di HUT ke-77 RI
Baju adatdolomani yang dipakai Jokowi di upacara HUT ke-77 RI memiliki sulaman bermotif bunga rongo di bagian pinggiran dan kerah bajunya.
Selain itu, pada sisi kanan dan kiri busana adat tersebut juga dilengkapi dengan sulaman randa yang berupa ornamen ake.
Sulaman bunga rongo juga terdapat di sisi kanan dan kiri celananya yang tersusun dari atas hingga ke bawah.
Sedangkan kopiah yang dipakai Presiden Jokowi juga dihiasi motif tradisional berupa motif bakena uwa di pinggiran bawah dan bunga kambamanuru di bagian atasanya.
Adapun beberapa motif yang sarat kemegahan itu melambangkan kebesaran dan keagungan yang dimiliki pemimpin yang berkilauan menerangi masyarakatnya.
Sedangkan sulur bunga bunga rongo yang menjalar dari bawah ke atas lalu turun ke bawa lagi memiliki makna yang tak kalah istimewanya.
Ini merupakan perlambang seorang pemimpin yang mengawali karier dari bawah hingga ke puncak, tetapi tetap menjejak ke tanah.
Hal ini merujuk pada pesan bijaksana bahwa jabatan adalah amanah dan pada suatu saat saat akan berakhir pula.
Lalu, sulaman di sisi baju adat dolomani yang bergambar dua ekor burung yang menghadap arah berbeda juga memiliki makna filosofis.
Maksudnya adalah seorang pemimpin yang selalu waspada terhadap bahaya yang mengancam negerinya dari berbagai arah.
(***)