Kisah di Balik Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Dalam memoarnya, Bung Hatta menuliskan bahwa Bung Karno mempersilakan dirinya menyusun teks ringkas karena dianggap memiliki bahasa yang paling baik.
"Apabila aku mesti memikirkannya, lebih baik Bung menuliskan, aku mendiktekannya," tulis Bung Hatta.
Menurut Jaka Perbawa selaku Kurator Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok), sebelum Naskah Proklamasi dirumuskan oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo di Rumah Laksamana Maeda, Jalan Meiji Dori, sekarang dikenal dengan nama Jalan Imam Bonjol Nomor 1 Jakarta Pusat, Bung Hatta menyiapkannya untuk dibawa pada Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Hotel Des Indes pada 16 Agustus 1945.
Namun, lantaran adanya Peristiwa Rengasdengklok, yaitu peristiwa 'diculiknya' Bung Karno dan Bung Hatta oleh kelompok muda, maka yang tertulis di Naskah Proklamasi adalah yang seperti kita kenal sekarang.
"Bung Hatta sudah mempersiapkan, cuma nggak diberitahukan kalimatnya apa saja. Karena yang memberikan masukan kan Bung Hatta, apa yang ditulis Bung Karno juga ada beberapa kalimat dari Bung Hatta," ujar Jaka dikutip dari Sindonews.com.
Lebih lanjut, Jaka menduga, kalimat 'dan lain lain' yang ada di Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tersebut kemungkinan adalah hal yang diringkas dari pemikiran Bung Hatta.