Ilmuwan Akan Mencari Objek Antarbintang yang Menabrak Bumi di Tahun 2014
RIAU24.COM - Para ilmuwan telah meluncurkan ekspedisi bawah laut untuk melacak dan mengumpulkan potongan-potongan objek antarbintang pertama yang diketahui menabrak Bumi pada tahun 2014, lapor Science Alert. Benda tersebut telah jatuh ke laut di lepas pantai Papua Nugini.
Contoh objek Antarbintang adalah asteroid, komet, atau planet nakal yang tidak terikat secara gravitasi pada bintang.
Data pada saat itu mengungkapkan bahwa benda itu adalah meteorit. Dijuluki CNEOS 2014-01-08, objek itu diyakini berukuran sekitar setengah meter, dan kemungkinan asal usul antarbintangnya pertama kali diketahui oleh mahasiswa pascasarjana Amir Siraj dan profesor Harvard Avi Loeb.
Data yang mereka kumpulkan pada saat itu menunjukkan bahwa itu bisa menjadi objek antarbintan, yang pertama diketahui menabrak Bumi dan ketiga yang pernah tercatat. Dua objek antarbintang lainnya yang tercatat adalah Oumuamua dan Borisov.
Siraj dan Loeb telah menyimpulkan bahwa CNEOS 2014-01-08 mungkin dari luar Tata Surya karena kecepatan heliosentrisnya yang luar biasa tinggi, yang berarti ia bergerak dengan kecepatan yang menunjukkan bahwa ia mungkin tidak terikat dalam gravitasi Matahari.
Namun, masalah pada tahun 2014 adalah bahwa data yang digunakan untuk mengukur dampak objek yang akan mengonfirmasi apakah itu objek antarbintang berasal dari satelit mata-mata Departemen Pertahanan AS. Akibatnya, detail objek dijaga dengan hati-hati.
Oleh karena itu, makalah oleh Siraj dan Loeb tetap tidak diterbitkan dan tidak ditinjau oleh rekan sejawat.
Tapi tahun ini di bulan Maret, kepala ilmuwan Komando Operasi Luar Angkasa Angkatan Luar Angkasa AS, Joel Mozer meninjau data rahasia dan menegaskan bahwa perkiraan kecepatan yang dilaporkan ke NASA cukup akurat untuk menunjukkan lintasan antarbintang.
Letnan Jenderal Angkatan Luar Angkasa AS, John Shaw menandatangani surat yang mengonfirmasi objek antarbintang.
Namun, menelusuri sisa-sisa meteorit kemungkinan akan menimbulkan beberapa tantangan karena mungkin terbakar saat turun ke atmosfer Bumi, kemungkinan hanya menyisakan pecahan, tersebar di dasar laut.
Oleh karena itu, tim ekspedisi kemungkinan akan membawa magnet besar yang terhubung ke kapal pukat untuk mengambil potongan-potongan itu.
Dalam sebuah wawancara untuk Universe Today tahun lalu, Loeb mengatakan, “ekspedisi tersebut akan memberi komunitas ilmiah kesempatan untuk benar-benar meletakkan tangan di atas relik tersebut dan mencari tahu apakah itu alami, apakah itu batu, atau apakah, Anda tahu, sebuah benda kecil, sebagian kecil dari [objek antarbintang] itu mungkin buatan,” pungkasnya.
(***)