RIAU24.COM - Fakta terbaru datang dari Kiswah kain penutup Kakbah di Makkah yang terkenal dengan warna hitam legam dihiasi tulisan klarigafi yang berwarna emas.

Ternyata kain penutup bangunan suci yang berbentuk kubus segi empat ini menjadi kain termahal di dunia. Hal ini karena biaya yang dikeluarkan untuk mengganti kiswah Kakbah setiap tahunnya mencapai 25 juta riyal atau setara dengan Rp100 Miliar.

"Di sini adalah produksi dengan bahan yang paling mahal di dunia. Setiap tahun biayanya sekitar 25 juta Riyal Saudi," kata Ir Faris Al Mathrafi selaku Asisten Wakil Sekretaris Majma' Malik Abdul Aziz li Kiswatil Ka'bah Al-Musyarrafah, di Makkah, Rabu (27/7/2022) dikutip haji.okezone.com.

Faris mengatakan dalam pengerjaan kiswah Kakbah melibatkan sekitar 220 teknisi seniman Arab Saudi yang ikut dalam pembuatannya. Dalam rentang waktu 8-10 bulan Kiswah baru untuk Kakbah diperkirakan akan selesai dibuat.

"Bahan itu terdiri dari 760 Kg sutra Italia, serta 120 Kg emas dan 100 Kg perak dari Jerman," imbuhnya.

Sebelum Kiswah Kakbah diproduksi di Makkah Al-Mukarramah, ternyata kain termahal ini pernah dibuat di Mesir dan India.

Saat ini tempat pembuatan Kiswah Kakbah yakni Majma' Malik Abdul Aziz li Kiswatil Ka'bah Al-Mustarrafah adalah salah satu pusat peradaban di Makkah.

Satu diantara penulis kaligrafi Majma' Malik Abdul Aziz, Syekh Mukhtar Alam menjelaskan terkait bagian Kiswah yang menjadi penutup Kabah.

Menurutnya, kiswah penutup Kabah berukuran 6,3 m x 3,3 m. Di dalamnya tertera tulisan beberapa ayat Al Quran dan Asmaul Husna, dalam bentuk yang berbeda-beda, ada yang kotak, panjang dan lainnya.

"Khat yang digunakan adalah tsulutsi, dengan besaran yang beda-beda, ada yang kecil dan besar. Di bagian atas, ada tulisan Allahu Rabbi, Hasbiyallah, dan Allahu rabbi," katanya.

Di bagian lain, tertera tulisan ayat Qad naraa taqalluba wajhika fis-samaa'. Sementara pada bagian pinggir, ada tulisan surat Al Fatihah.

"Kiswah pintu Kakbah yang tersimpan di Majma' Malik Abdul Aziz dibuat di Makkah, hadiah dari Malik Fahd bin Abdul Aziz pada tahun 1411 H," pungkasnya.

(***)