Sejarah Citayam Sejak Era Kolonial Belanda
RIAU24.COM - Nama Citayam makin berkibar usai sejumlah muda-mudinya serta dari daerah tepian lainnya di Jakarta menuai perhatian dengan menggelar Citayam Fashion Week.
Tahukah jika asal muasal daerah Citayam merupakan tanah partikelir yang dibeli lagi oleh Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.
Hal ini diketahui berdasarkan koran berbahasa Belanda Het Nieuws Van Den Dag voor Nederlandsch-Indië dalam pemberitaannya pada 28 Oktober 1930 yang mengangkat soal pembelian wilayah Citayam oleh Kolonial Hindia Belanda dikutip dari pikiran-rakyat.com.
Sebelum itu terjadi Citayam hanyalah milik keluarga Khouw pada tahun 1877 dan sejak tahun 1894 menjadi satu-satunya milik Tuan Khouw Wie Seng.
Khouw Wie Seng kemudian menjual lagi tanah itu ke kolonial. Dari 2650 bahu (bau) tanah Citayam, sekitar 2000 bahu berada atau dipakai penduduk asli yang hidup dari pertanian.
Beberapa warga lokal Citayam lain ada yang bekerja pada industri rumah tangga pembuatan topi dan tikar pandan.
Koran tersebut juga menulis, pembelian lahan Citayam merupakan bagian dari pembebasan tanah-tanah partikelir atau pribadi seperti Rumpin, Ciomas.
Setelah dikuasai kolonial, Citayam rencananya dibagi menjadi tiga desa. Pajak yang sebelumnya dipungut oleh administrasi swasta juga akan diganti sistem sewa tanah.
Pengurusan atau pengelolaan Citayam pun diserahkan kepada Asisten Wedana Depok dibantu para mandor.