Kepala Militer Inggris: Rusia Telah Kehilangan 50.000 Tentara dan 1.700 Tank di Ukraina
RIAU24.COM -Komandan angkatan bersenjata Inggris menyebut desas-desus bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sakit atau bisa dibunuh adalah sebagai sebuah mimpi.
Laksamana Tony Radakin juga menyatakan bahwa Rusia merupakan ancaman terbesar bagi Inggris dan perjuangannya akan berlangsung selama beberapa dekade ketika partai Konservatif memilih pengganti Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.
Setelah mengalami kemunduran dalam konflik di Ukraina, pasukan darat Rusia sekarang mungkin tidak terlalu mengancam, menurut pemimpin militer itu.
Dilansir dari media AFP, Laksamana menyebutkan invasi tersebut telah mengakibatkan kematian atau cedera 50.000 tentara Rusia dan kehancuran sekitar 1.700 tank Rusia dan 4.000 kendaraan tempur lapis baja.
"Tetapi Rusia terus menjadi kekuatan nuklir. Ia memiliki kemampuan dunia maya, memiliki kemampuan luar angkasa dan memiliki program khusus di bawah air sehingga dapat mengancam kabel bawah laut yang memungkinkan informasi dunia untuk transit di seluruh dunia."
Ia menambahkan, ketika penerus Johnson mulai menjabat pada 6 September, pengarahan tentang militer akan didominasi oleh Ukraina.
“Kemudian kita harus mengingatkan perdana menteri tentang tanggung jawab luar biasa yang mereka miliki dengan Inggris sebagai tenaga nuklir, dan itu adalah bagian dari inisiasi untuk perdana menteri Inggris yang baru," ujarnya.
Sementara itu, Radakin diinterogasi atas penyelidikan BBC yang mengungkapkan pasukan komando di korps Special Air Service (SAS) elit Inggris membunuh setidaknya 54 warga Afghanistan dalam keadaan yang meragukan 10 tahun lalu, tetapi rantai komando militer meredam kekhawatiran itu.
Dia mengatakan bahwa meskipun polisi militer telah menetapkan itu tidak terjadi, mereka akan melakukan penyelidikan lain jika bukti baru dan konklusif muncul.
(***)