Menu

Sebanyak 1.900 Orang Tewas di Spanyol dan Portugal Karena Gelombang Panas yang Menghantam Eropa

Amastya 21 Jul 2022, 09:55
Ilustrasi gelombang panas di Eropa yang menyebabkan kematian ribuan jiwa di Spanyol dan Portugal /pixabay
Ilustrasi gelombang panas di Eropa yang menyebabkan kematian ribuan jiwa di Spanyol dan Portugal /pixabay

RIAU24.COM - Lebih dari 1.900 orang telah meninggal di Spanyol dan Portugal karena cuaca panas yang ekstrim terjadi di Eropa selama kira-kira seminggu. Gelombang panas tersebut sebelumnya belum pernah terjadi di Eropa.

Gelombang panas yang sedang berlangsung bisa berlangsung total beberapa minggu dan telah disertai dengan kebakaran hutan di Inggris, Prancis, Spanyol dan Portugal, memaksa ribuan orang meninggalkan rumah mereka.

Gelombang panas yang parah menjadi perhatian khusus di Eropa karena sering kali terbukti sangat mematikan karena penggunaan AC yang masih kurang di masyarakatnya ketimbang di Amerika Serikat, yang ada di mana-mana.

Jumlah kematian yang tetap kemungkinan tidak akan tersedia selama berminggu-minggu atau lebih karena kesulitan dalam menghitung kematian yang membuncah akibat peristiwa panas tersebut.

Menurut Institut Carlos III Spanyol, ada 862 kematian di negara itu yang disebabkan oleh peningkatan suhu dari 10 Juli hingga 18 Juli.

Direktur Jenderal Kesehatan Portugal mengatakan kepada media Reuters pada Selasa bahwa ada 1.063 kematian terkait panas antara 7 Juli dan 18 Juli.

Diketahui, gelombang panas sekarang telah bergerak ke utara yakni ke Prancis dan Inggris, di mana suhu memecahkan rekor suhu tinggi nasional sepanjang masa, menciptakan kondisi yang mengancam jiwa bagi ribuan orang.

"Gelombang panas ini telah diramalkan dengan baik selama hampir seminggu, jadi harapannya adalah waktu tunggu yang cukup akan membantu membatasi jumlah korban. Meskipun, sayangnya, jumlah korban sudah meningkat dengan cepat," kata Steve Bowen selaku kepala wawasan bencana untuk Aon, dikutip Axios.

Bowen menambahkan bahwa sebagian penting dari rumah masyarakat Eropa tidak dilengkapi untuk menangani panas yang terjadi pada saat ini.

"Benar-benar meningkatkan kekhawatiran dan risiko bagi segmen populasi yang paling rentan, seperti orang tua atau tunawisma," ujarnya.

Sekedar informasi, dikutip dari Axios, studi menunjukkan bahwa saat iklim menghangat, frekuensi gelombang panas meningkat secara dramatis dan menyebabkan kematian yang parah akibat gelombang panas yang membunuh.

(***)