Si Kembar yang Tak Mau Bicara dengan Orang Lain dan Kisah Kematiannya yang Tragis
RIAU24.COM - June dan Jennifer lahir di sebuah rumah sakit militer di Yaman pada 1963 dari orang tua Aubrey dan Gloria, yang berasal dari Barbados.
Tak lama setelah mereka lahir, keluarga itu pindah ke pangkalan RAF di Linton, Yorkshire, di mana gadis-gadis itu dibesarkan.
Namun seiring berjalannya waktu, mereka berkomunikasi dengan bebas satu sama lain, dan boneka mereka, tetapi akan menolak untuk berbicara dengan orang luar.
Sejak usia muda, si kembar mengisolasi diri dari orang luar, dan karena nya dijuluki sebagai 'Si Kembar Diam' lantaran menolak untuk berbicara dengan siapa pun kecuali satu sama lain.
Sekolah terbukti menciptakan kesulitan tambahan bagi si kembar yang diintimidasi karena perilaku aneh mereka. Namun, bukan hanya kesulitan berbicara mereka yang menarik perhatian, tetapi sebagai satu-satunya anak kulit hitam di sekolah dasar mereka, mereka menjadi sasaran bullying.
Seorang petugas medis bernama John Rees tertarik untuk mengatasi masalah di balik perilaku mereka.
Saat memberikan vaksinasi TB, John melaporkan bahwa gadis-gadis itu sangat tidak reaktif, bahkan menggambarkan perilaku mereka “bak boneka”.
Keduanya dirujuk ke psikolog anak yang tak terhitung jumlahnya tetapi tidak ada yang bisa memecahkan keheningan misterius mereka.
Lalu pada Februari 1977, seorang terapis wicara bernama Ann Treharne memperoleh wawasan tentang dunia si kembar untuk pertama kalinya.
Ann mengatakan bahwa yang terlintas dibenaknya adalah June dirasuki saudara kembarnya, Jennifer. Ann merasa bahwa June ingin berbicara dengan bebas tetapi tidak bisa karena dipaksa oleh Jennifer.
Akhirnya, kedua gadis itu dipisahkan dengan harapan akan memungkinkan mereka untuk berkembang sebagai individu. Namun keputusan itu malah memperburuk keadaan.
Setelah dipisahkan, June berhenti bergerak, berbaring di tempat tidur tidak komunikatif selama berminggu-minggu, tidak dapat berfungsi tanpa saudara kembarnya di sisinya.
Mereka akhirnya dipersatukan kembali di Eastgate dan dikirim ke berbagai institusi.
Meskipun diam, gadis-gadis itu memiliki dunia imajinatif yang mereka ekspresikan melalui tulisan kreatif.
Pada 1981, gadis-gadis itu bergelut dengan minuman keras dan narkoba, membuat hidup mereka semakin terpuruk.
Pada Oktober di tahun yang sama, mereka melakukan kejahatan selama lima minggu berturut-terut, termasuk vandalisme, perampokan, dan bahkan pembakaran. Keduanya tertangkap basah sedang mencoba membakar Sekolah Teknik Pembrokeshire.
Tahun berikutnya mereka mengaku bersalah atas 16 dakwaan, tetapi alih-alih waktu penjara, si kembar dipisahkan di bawah Undang-Undang Kesehatan Mental dan dikirim ke Rumah Sakit Broadmoor.
Akhirnya, mereka mulai sedikit terbuka dan terlibat dalam beberapa komunikasi dengan staf rumah sakit.
Tetapi staf melaporkan bahwa Jennifer terlihat sangat lemah dan tampak tidak sehat.
Dia dibawa ke Rumah Sakit Princess of Wales di Bridgend, tetapi sayangnya meninggal pada pukul 18:30 malam yang sama. Usianya kala itu 29 tahun.
Otopsi mengungkapkan bahwa Jennifer menderita miokarditis, atau peradangan jantung.