Mirip Dengan Belanda, Negara Ini Akan Membangun Jalan Raya yang Dibuat dari Sampah Plastik
RIAU24.COM - Salah satu masalah lingkungan terbesar yang dihadapi dunia saat ini adalah sampah plastik. Untuk itu, banyak pihak pun berusaha menemukan cara untuk memeranginya. Pemerintahan Ladakh telah memutuskan untuk membangun jalan dengan sampah plastik yang terus bertambah dengan tujuan untuk melestarikan ekologi dan mengurangi jejak karbon di wilayah Himalaya, mirip dengan yang dilakukan oleh Belanda.
Setidaknya 10 persen jalan akan dibangun dari plastik dimana Central Road Research Institute (CRRI) menyelenggarakan pelatihan insinyur lokal. Bila sebelumnya jalan raya dibangun dengan menggunakan bahan utama berupa aspal, mereka ingin mengubahnya dengan pemakaian bahan plastik daur ulang.
Pemerintahan Ladakh juga menyetujui kerangka hukum yang memungkinkan penggunaan sampah plastik dalam pembangunan jalan , kata para pejabat kepada kawat berita yang berbasis di J&K, Kashmir News Observer (KNO).
Sebuah perintah telah disahkan dalam hal ini oleh Sekretaris Administrasi Departemen PWD Ladakh, yang mewajibkan penggunaan limbah praktik dalam pembangunan jalan di Ladakh.
“Untuk menemukan solusi berkelanjutan untuk masalah sampah plastik di Ladakh, semua jalan beraspal di Ladakh harus mengandung setidaknya 10% sampah plastik termasuk botol plastik, wadah, dll,” bunyi perintah tersebut.
Perintah lebih lanjut mengatakan bahwa departemen harus memastikan penghancuran mesin plastik di Leh dan Kargil dan menggunakan setidaknya 10% dari plastik dalam pembangunan jalan.
Administrasi Ladakh juga telah memulai pelatihan untuk insinyur lokal di mana para ilmuwan dari Central Road Research Institute (CRRI), New Delhi menyelenggarakan lokakarya untuk insinyur dari cincin teknik pedesaan, departemen pembangunan pedesaan, Border Roads Organization (BRO), National Highways and Infrastructure Development Corporation ( NHIDCL) di distrik Leh dan Kargil.
“Pelatihan ini membawa perbaikan dalam kegiatan pembangunan jalan dalam kondisi iklim dingin Ladakh dan membantu para insinyur dalam pemanfaatan yang lebih baik dari sampah plastik dalam teknologi pembangunan jalan,” kata Sekretaris Komisaris Ajeet Kumar Sahu.
"Tim lima ilmuwan utama dari CRRI, New Delhi mengadakan sesi pelatihan dengan insinyur lokal dari satu minggu lalu. Area dorong selama pelatihan tetap menggunakan limbah plastik, penggunaan material yang tersedia secara lokal dan teknologi cold mix untuk pembangunan jalan yang lebih cepat," kata para pejabat, menambahkan.
Komisaris Divisi Ladakh menginformasikan bahwa bekerja pada teknologi tersebut akan membantu dalam pembuangan berton-ton sampah plastik, yang menumpuk di Ladakh selama beberapa tahun terakhir.
“Pejabat dan insinyur Ladakh akan mempelajari teknik-teknik canggih untuk menggunakan kembali sampah plastik dalam pembangunan jalan yang pada gilirannya juga akan membantu melindungi lingkungan Ladakh yang rapuh sesuai dengan visi membuat Ladakh yang netral karbon,” katanya.
Kabarnya, jalan raya dari plastik daur ulang ini juga lebih tahan panas dibandingkan aspal, dengan rentang suhu antara -40 derajat Fahrenheit hingga 176 derajat Fahrenheit. Selain itu, jalan plastik ini tidak akan mudah retak. Bila terjadi kerusakan, proses penambalan yang dilakukan pun lebih mudah. Kota Rotterdam di Belanda siap menjadi kota pertama yang mengaplikasikan jalan raya plastik ini. Mereka pun ingin menguji konsep jalan raya ini selama tiga tahun mendatang. (***)