Mengenal Lebih Jauh Tentang Holocaust, Peristiwa Pembantaian Jutaan Yahudi Oleh Hitler
RIAU24.COM - Holocaust atau Shoah adalah peristiwa pembunuhan massal orang-orang Yahudi di Eropa selama Perang Dunia II oleh Nazi Jerman yang dipimpin oleh Adolf Hitler.
Antara 1941-1945, Nazi Jerman secara sistematis telah membunuh sekitar enam juta orang Yahudi di seluruh wilayah Eropa yang didudukinya. Selain orang Yahudi, sekitar lima juta orang lainnya juga menjadi target karena alasan rasial, politik, ideologi, dan orientasi seksual.
Pemusnahan ini dilakukan dengan cara pogrom (serangan dengan kekerasan), penembakan, dan pembunuhan massal di kamp-kamp menggunakan gas beracun. Dalam sejarahnya, umat Yahudi di Eropa telah menjadi korban diskriminasi sejak lama. Orang-orang Yahudi bahkan terkadang dipaksa untuk pindah agama atau tidak diizinkan untuk melakukan profesi tertentu.
Antara abad ke-17 hingga ke-19, sejumlah penguasa di Eropa mulai memberlakukan undang-undang untuk menghilangkan diskriminasi terhadap orang Yahudi. Akan tetapi, paham antisemitisme telah mengakar pada masyarakatnya dan sulit untuk dihilangkan.
Bibit kebencian terhadap orang Yahudi pun muncul di benak Adolf Hitler sejak remaja. Dalam perkembangannya, berbagai peristiwa yang terjadi di sekitar Hitler membuat sikap anti-Yahudi yang tertanam dalam dirinya semakin kuat.
Bagi Hitler, yang terobsesi dengan superioritas bangsa Jerman, orang Yahudi adalah ras rendahan yang menjadi ancaman bagi kemurnian bangsanya. Seperti banyak kalangan antisemit di Jerman, ia pun menyalahkan orang-orang Yahudi atas kekalahan Jerman pada Perang Dunia I.
Tidak hanya itu, Hitler bahkan menyalahkan orang-orang Yahudi atas segala sesuatu yang salah dengan dunia. Ide-ide inilah yang membuka jalan bagi pembunuhan massal orang-orang Yahudi.
Setelah penunjukan Adolf Hitler sebagai kanselir pada 1933, segera setelah itu Partai Nazi menjadi satu-satunya yang berkuasa di Jerman. Nazi Jerman melaksanakan Holocaust secara bertahap, dimulai dengan pembangunan kamp-kamp pemusnahan yang dilengkapi dengan kamar gas beracun, kemudian dilanjutkan dengan eksperimen medis. Kamp-kamp tersebut didirikan di Auschwitz, Belzec, Jasenovac, Majdanek, Maly Trostenets, Sobibor, dan Treblinka.
Pada tahap pengujian, para dokter Nazi menggunakan manusia sebagai subyek dari berbagai eksperimen. Metode persiapan pemusnahan massal secara sistematis ini belum pernah dilakukan sebelumnya dalam sejarah.
Eksekusi tahap awal Pemusnahan pada awalnya dilakukan kepada lawan politik Hitler, yakni dari golongan Komunis dan Sosial Demokratis. Pada 1933, orang Yahudi di Jerman berjumlah sekitar 525.000 jiwa, atau satu persen dari total penduduknya.
Selama enam tahun berikutnya, Nazi mulai mengisolasi orang-orang Yahudi. Mereka tidak diizinkan menjadi pegawai negeri dan bisnis-bisnisnya diboikot. Hingga 1939, ribuan kamp pemusnahan telah didirikan di seluruh Eropa yang diduduki Nazi dan ratusan ribu orang Yahudi berusaha untuk meninggalkan Jerman. Ketika Jerman menduduki Polandia, puluhan ribu warga Yahudi kemudian dipaksa untuk tinggal di ghetto. Ghetto adalah tempat tinggal khusus bagi orang Yahudi yang cenderung kumuh serta dikelilingi tembok tinggi dan kawat berduri.
Penduduk Yahudi di wilayah-wilayah tersebut kemudian diangkut ke ghetto di Polandia. Korban mulai berjatuhan saat Jerman menginvasi Uni Soviet, di mana 500.000 orang Yahudi di Soviet ditembak oleh tentara Nazi. Pada September 1941, setiap orang yang ditetapkan sebagai Yahudi, ditandai dengan bintang kuning, dapat dijadikan sasaran terbuka. Kemudian pada akhir 1941, orang-orang Yahudi di ghetto Polandia mulai diangkut ke kamp-kamp pemusnahan.
Pembunuhan massal menggunakan gas beracun di kamp dilakukan pertama kali pada Maret 1942. Ketika ghetto mulai dilanda penyakit dan kelaparan, orang-orang Yahudi mencoba memberontak, tetapi usaha mereka sia-sia. Meski mencoba dirahasiakan, berita mengenai Holocaust sebenarnya sampai di telinga sekutu. Akan tetapi, pihak sekutu diduga terlalu fokus untuk memenangkan perang dan sebagian lainnya tidak percaya bahwa aksi keji itu dapat dilakukan oleh Nazi.
Alhasil, orang-orang Yahudi tidak mendapatkan bantuan yang semestinya.
Di kamp Auschwitz saja, diperkirakan terdapat lebih dari dua juta orang Yahudi yang menjadi korban genosida oleh Nazi. Holocaust baru dapat dihentikan pada 1945, ketika Jerman kalah dalam Perang Dunia II dan Hitler melakukan bunuh diri. Kejahatan kemanusiaan ini menimbulkan dampak yang sangat hebat, terutama pada orang-orang Yahudi.
Antara 1941-1945, Nazi Jerman secara sistematis telah membunuh sekitar enam juta orang Yahudi di seluruh Eropa.
Jumlah korban tersebut adalah setara dua pertiga populasi Yahudi di Eropa saat itu, di mana lebih dari satu juta dari mereka yang tewas adalah anak-anak. Selain orang Yahudi, sekitar lima juta orang lainnya juga menjadi target karena alasan rasial, politik, ideologi, dan orientasi seksual. Sehingga, total korban Holocaust diperkirakan mencapai 11 juta jiwa.
Sementara itu, orang-orang yang selamat dari kamp pemusnahan merasa dapat kembali ke rumah karena telah kehilangan keluarga ataupun dikecam oleh tetangga non-Yahudi mereka. Akibatnya, pada akhir 1940-an, Eropa kebanjiran pengungsi dan tawanan perang. Hal itu memaksa pihak Sekutu untuk menciptakan tanah air bagi orang-orang Yahudi yang selamat dari Holocaust, yang kemudian mengarah pada pembentukan Israel pada 1948.