Tak Kunjung Bergerak, PSSI Laporkan Dugaan ‘Sepakbola Gajah’ ke AFC dan FIFA, Media Vietnam Panik!
RIAU24.COM - Media Vietnam yang sebelumnya, membuat peryataan terkait ‘sepakbola gajah’ yang melibatkan Timnas Viertnam U-19 dan Timnas Thailand U-19 panik ketika mengetahui PSSi membawa kasus ini ke AFC dan FIFA.
Saking takutnya Timnas Vietnam U-19 dicoret dari Piala AFF U-19 2022, Media Vietnam The Thao 247 berpegangan kepeda komentar Sekjen Federasi Sepakbola Vietnam (VFF), Le Hoai Anh.
Sekedar dikethaui, Le Hoai Anh menegaskan Timnas Vietnam U-19, telah bermain serius di laga kontra Thailand.
Hal itu sudah sesuai dengan instruksi yang diberikan pelatih Timnas Vietnam U-19, Dinh The Nam.
“Putuskan tuntut Vietnam U-19, Indonesia berharap banyak kepada FIFA?,” tulis The Thao 247 dalam judul artikel yang mereka buat.
“Baru-baru ini, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan akan membawa kasus ini ke AFC dan FIFA. Bukti rekaman video pertandingan di 10 menit terakhir menjadi dasar kuatnya,” lanjut The Thao 247.
PSSI sendiri memiliki hubungan baik dengan AFC dan FIFA. Terlebih, Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-2023 sehingga komunikasi intens sedang terjadi antara tiga organisasi tersebut.
Sejauh ini, PSSI sudah mengajukan protes kepada AFF. Pengajuan keberatan dilakukan pada Selasa, 12 Juli 2022.
Namun sangat disayangkkan, sampai saat ini belum ada respon dari AFF. Karena itu, jika tidak ada kepastian, PSSI akan megeskalasi protes ke yang lebih tinggi lagi, yakni AFC dan FIFA.
Dikutip dari okezone.com, Timnas Indonesia pernah terkena hukuman dari FIFA karena kasus sepakbola gajah yang melibatkan mereka dengan Thailand di Piala AFF 1998. Saat itu, Timnas Indonesia dan Thailand sama-sama enggan memenangkan pertandingan karena takut bersua tuan rumah Vietnam di semifinal Piala AFF 1998.
Alhasil, FIFA menjatuhkan hukuman kepada Timnas Indonesia dan Thailand, yakni membayar denda USD40 ribu atau kini setara Rp599 juta. Sementara itu, bek Timnas Indonesia, Murysid Effendi, yang melakukan gol bunuh diri secara sengaja dilarang tampil di pentas sepakbola internasional seumur hidup.