Indonesia Miliki Hutan Luas, Negara Cuma Dapat Rp 5 Triliun Setahun, Sri Mulyani: Saya Heran...
RIAU24.COM - Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan Indonesia mengaku heran dengan penghasilan dari sektor kehutanan Indonesia yang hanya dapat memberikan sumbangan kecil untuk negara.
Pasalnya Sri Mulyani menyebutkan dari luasnya hutan yang dimiliki Indonesia hanya bisa dapat menyumbangkan dalam bentuk Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar Rp 5,6 triliun untuk negara setiap tahunnya.
"PNBP kita itu sudah mencapai hampir Rp 350 triliun. Jadi kalau kita kehutanan is only (hanya) Rp 5 triliun its doesn't sounds right (kedengarannya tidak masuk akal) juga, kan? Betul, kan? Kita semuanya harus punya sense ini supaya kita bisa memahami ini value-nya about what dan bagaimana kita mengelola," ucap Sri Mulyani pada Rabu (29/6/2022) dikutip dari kompas.com.
Wanita yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebutkan bahwa ada beberapa tantangan yang menyebabkan PNBP sektor kehutanan sangat kecil. Ia menyebutkan sda banyak hal yang perlu dibereskan di sektor kehutanan.
Menteri yang akrab dipanggil Ani tersebut mengatakan setoran PNBP dari hutan ini kurang masuk akal apabila dibandingkan dengan luas hutan Indonesia. Terlebih, banyak hutan tropis di Indonesia yang sudah beralih fungsi menjadi hutan industri, bahkan banyak hutan yang nasibnya kini beralih menjadi kebun kelapa sawit.
"Ini kita sebagai negara yang punya hutan tutup tropis dan bahkan sekarang ini banyak yang sudah menjadi hutan industri, rasanya kontribusi kurang dari 1 persen it doesn't sounds right. Pasti ada hal-hal yang perlu kita benahi bersama," ungkap Sri Mulyani.
Sri Mulyani memberikan perincian kontribusi sektor kehutanan pada tahun 2017-2021 kurang dari 1 persen, dengan kisaran 0,6-0,7 persen. Pada tahun 2021 hanya sekitar Rp 112 triliun (0,66 persen dari PDB) sedikit lebih tinggi dibandingkan kontribusi pada tahun 2020 yang mencapai Rp 108,6 triliun (0,70 persen dari PDB).
"Kontribusinya Rp 91 triliun hingga Rp 112 triliun. Itu masih sangat kecil. Jadi kalau kuantiti terhadap GDP share memang kecil kurang dari 1 persen, hanya sekitar 0,6-0,7 persen," ucap Sri Mulyani.
Bendahara Indonesia ini menjelaskan bahwa sektor kehutanan hanya mengalami pertumbuhan rata-rata 5-6 persen per tahun. Kemudian pada tahun 2021 sektor ini menyusut diangka 3,1 persen. Ia menyebutkan pertumbuhan yang terlampau kecil ini menjadi tanda ada yang salah.
Tidak hanya sektor kehutanan, sektor perikanan dan kelautan juga mengalami hal yang sama, hanya dapat menyumbang PNBP ke APBN dalam porsi kecil.
"Indonesia itu isinya hutan sama perikanan, tapi dua sektor ini kontribusi ke dalam GDP (PDB) kita is almost nothing (hampir tidak ada). Enggak benar itu berarti," kata Sri Mulyani
Lebih lanjut, ia menuturkan pembenahan yang dimaksud adalah terkait regulasi, institusi bahkan tata kelola karena selama ini tidak mampu mendorong kontribusi sub sektor kehutanan dan penebangan kayu secara maksimal.