Profil Nasida Ria, Grup Kasidah Legendaris Tanah Air yang Mengguncang Jerman
RIAU24.COM - Nama Nasida Ria kembali mengguncang dunia musik tanah air. Pasalnya grup kasidah legendaris tersebut baru-baru ini tampil di Jerman dengan membawakan salah satu lagu hit mereka yaitu Perdamaian.
Lama tidak ada kabar, grup Nasida Ria membuat netizen Indonesia bangga karena dapat membawa genre musik kasidah ke Jerman dan membawa nama baik untuk Indonesia.
Hal ini diketahui setelah penampilan mereka yang memberikan hiburan untuk para penonton asli Jerman dengan iringan lagu-lagu kasidah yang mereka bawakan.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang grup kasidah legendaris ini, berikut profil dari grup Nasida Ria yang dikutip dari Kompas.com:
Pembentukan Nasida Ria
Nasida Ria dibentuk pada tahun 1975 yang dikenal dengan musik kasidahnya yang modern dan menjadi legenda di Indonesia.
Grup yang beranggotakan sembilan orang ini dibentuk di kauman yang ada di Kota Semarang, Jawa Tengah
Nama Nasida Ria berasal dari kata ‘Nasyid’ yang berarti lagu-lagu atau nyanyian dan kata ‘Ria’ yang artinya gembira atau bersenang-senang.
Nasida Ria dibentuk oleh H. Muhammad Zain beserta sang istri Hj. Mudrikah Zain yang bertujuan untuk berdakwah dah menyebarkan ajaran Islam serta kebaikan melalui alunan musik.
Semua lagu-lagu yang mereka bawakan memiliki pesan kebaikan dan ajaran Islam seperti lagu Perdamaian, Kota Santri, dan lagu Surga di Telapak Kaki Ibu.
Di awal pembentukannya, Muhammad Zain mengumpulkan 8 orang siswanya dan sang istri untuk membentuk grup kasidah.
Kesembilan anggota grup itu adalah:
1. Rien Jamain
2. Musyarofah
3. Umi Kholifah
4. Nur Ain
5. Nunung
6. Mutoharoh
8. Kudriyah
9. Hj. Mudrikah zain.
Diketahui Nasida Ria juga memiliki lagu yang bernuansa kritik sosial.
Nasida Ria Sering Manggung di Luar Negeri
Penampilan Nasida Ria di Jerman kali ini bukanlah sesuatu yang baru bagi grup. Pasalnya, mereka sudah kerap tampil di berbagai negara sejak puluhan tahun yang lalu.
Pada tahun 1988, grup ini tampil di Malaysia dalam perayaan jatuhnya 1 Muharram. Kemudian pada 1994, Nasida Ria turut tampil di Berlin, Jerman pada acara festival musik Islam internasional bernama Die Garten des Islam, dan pada 1996 dalam acara Festival Heimatklange.
Nama Nasida Riau secara perlahan terbenam karena adanya gempuran dari genre musik baru di Indonesia yaitu musik barat dan modern.
Meski begitu, grup legendaris ini tidak berputus asa dengan hal tersebut dan terus mencoba bertahan serta bangkit untuk selalu berkarya.
Kerja keras mereka terbukti sampai hari ini dimana Nasida Ria menjadi salah satu kelompok musik yang berhasil bertahan dengan genre khasnya dan melalui dinamika industri musik yang ada, di antara banyaknya kelompok musik yang berakhir bubar.