Qurban Sudah Ada Sejak Zaman Nabi Adam? Yuk Simak Sejarahnya...
RIAU24.COM - Tradisi berkurban sebelum masa Nabi Muhammad itu ternyata sudah ada. Berkurban telah ada pada masa manusia pertama kali, yaitu Nabi Adam As.
Hal tersebut dilatar belakangi konflik internal, sehingga Nabi Adam memerintahkan mereka untuk berkurban. Singkat cerita Qabil dan Habil pun memberikan persembahan mereka.
Habil memberikan persembahan terbaiknya berupa hewan ternak sementara Qabil hanya memberikan hasil pertaniannya yang buruk. Alhasil kurban milik Habil lah yang diterima. Kisah ini diabadikan dalam surah Al-Maidah ayat 27 :
اتْلُ لَيْهِمْ اَ ابْنَيْ اٰدَمَ الْحَقِّ اِذْ ا انًا لَ اَحَدِهِمَا لَمْ لْ الْاٰخَرِ الَ لَاَقْتُلَنَّكَ الَ اِنَّمَا لُ اللّٰهُ الْمُتَّقِيْنَ
“Dan ceritakanlah (Muhammad) yang sebenarnya kepada mereka tentang kisah kedua putra Adam, ketika keduanya membangun kurban, maka (kurban) salah seorang dari mereka berdua (Habil) diterima dan dari yang lain (Qabil) tidak diterima. Dia (Qabil) berkata, “Sungguh, aku pasti membunuhmu!” Dia (Habil) berkata, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (amal) dari orang yang bertakwa”.
zxc1
Namun seperti yang masyhur kita dengar, bahwa disyariaatkannya berkurban dalam Islam adalah hikmah dari diperintakan Nabi Ibrahim As. yang kala itu diperintah untuk menyembelih anaknya (Nabi Ismail, dalam riwayat lain Nabi Ishaq), kemudian secara ajaib anak tersebut ditukarkan dengan seekor kambing.
Dalam kitab Hikmatu Tasyri' wa Falsafatuhu, Syekh Ali Ahmad Al-Jurjawi dijelaskan bahwa praktik berkurban sebenarnya juga dilakukan oleh bangsa-bangsa terdahulu sebelum datangnya Islam. Semisal Nabi Nuh As. yang membuat tempat kurban dari berbagai hewan dan tempat pembakaran untuk hewan kurban tersebut setelah terjadinya bah besar.
Diikuti dengan kurban yang dilakukan Nabi Ibrahim As. untuk tujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kaum Nabi Ibrahim As. setelah itu juga melakukan kurban untuk mendekatkan diri kepada Allah, dengan cara menyembelih dan membakarnya, meskipun hakikatnya Tuhan mereka adalah patung-patung berhala.
Adat ini terus berlangsung hingga diutusnya Nabi Musa As . sampai akhirnya Islam menghilangkan kebiasaan ini dan mengharamkannya. Dalam berkurban pun mereka mensyaratkan hewan kurban yang dipersembahkan harus bebas dari penyakit.
Serta bagi oarang fakir yang tidak mampu untuk berkurban dengan hewan berkaki empat, boleh berkurban dengan seekor burung.
Bangsa Yunani pun juga melakukan kurban untuk dewa-dewi mereka, dengan menambahkan garam pada hewan kurbannya yang konon sebagai lambang persahabatan.
Orang-orang Romawi juga melakukan kurban untuk sembahan mereka, tentunya dengan praktek yang cukup unik. Siapa yang hadir di perkumpulan mereka tersebut, mengambil daging agar memperoleh berkah dan membagi-bagikan daging tersebut kepada para sanak famili yang hadir.
Dukun yang hadir dalam upacara penyembelihan itu akan menyemprotkan (membaahi) para hadirin dengan madu dan air, bahkan hingga menyemprotkan air mawar.
Tidak hanya berkurban menggunakan hewan, bangsa-bangsa terdahulu, bahkan ada yang berkurban menggunakan manusia. Misalnya seperti yang dilakukan bangsa Fenisia, Kan'an, Syiria, Persia, Romawi, dan Mesir. Konon adat seperti ini berasal dari kaum paganis Persia.
Dikisahkan juga bahwa orang Mesir, konon mengajak seorang gadis perawan yang sudah seperti rupa kemudian ditenggelamkan kesungai sebagai bentuk persembahan mereka kepada bulan Koptik yang dianggap sebagai tuhan mereka.
Dari berbagai kebiasaan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa sebelumnya, bisa ibroh , bahwa Islamlah yang pertama kali melarang, menghapus dan mengharamkan praktik berkurban menggunakan manusia dan menggantinya dengan hewan, berupa, sapi dan unta yang mana disebut dengan al-hadyu.