Raja Philippe Nyatakan Penyesalan Mendalam atas Kebrutalan Kolonial di Kongo
“Penyesalan Terdalam” saja tidak cukup
Kunjungan enam hari, yang dimulai pada Selasa (7/6), dipandang sebagai upaya Belgia mengelola sejarah kolonialisme brutalnya di Kongo, yang menelan jutaan nyawa.
Tetapi bebrapa warga Republik Kongo menganggap, pernyataan penyesalan saja tidak cukup, dilansir dari news.detik.com.
“Mereka meninggalkan kami terisolasi, terlantar. Mereka menjarah semua sumber daya kami, dan hari ini Anda mengundang raja Belgia lagi?” kata Junior Bombi, seorang pedagang dipasar sentral Kinshasa.
Sejarah kolonialisme penuh darah
Raja Leopold II antara tahun 1885 dan 1908 menyatakan daerah yang sekarang menjadi Republik Demokratik Kongo sebagai milik pribadi, dan memrintah dengan tangan besi yang brutal.