Tak Hanya Psikologis, Ternyata Trauma juga Serang Fisik, Ini Penjelasannya
RIAU24.COM - Trauma bukan hanya reaksi emosional dan psikologis seseorang terhadap peristiwa yang intens atau luar biasa, tapi juga dapat menyebabkan manifestasi fisik yang dirasakan di tubuh.
zxc1
"Gejala fisiologis semacam itu sangat umum di PTSD (gangguan stres pasca-trauma), tetapi juga respons trauma yang lebih global," jelas Dr. Rubin Khoddam, psikolog klinis dan pendiri COPE Psychology, dikutip dari USA Today.
zxc2
Saat menangani pasien yang mengalami trauma, Dr. Christine Gibson, penulis "The Modern Trauma Toolkit", biasanya melihat dua jenis respons fisik.
Beberapa mungkin memiliki jenis respons fight-or-flight, yang biasanya ditandai dengan ketegangan otot, jantung berdebar dan berkeringat karena tubuh mereka "percaya itu perlu diaktifkan," jelasnya.
Sementara beberapa orang lainnya mungkin mengalami respons beku, yang terlihat seperti seseorang tak bisa bergerak dan hanya terdiam.
"Kami lebih akrab dengan fight-or-flight karena terlihat seperti energi cemas... dan semua hal fisik muncul di tubuh. Tapi apa yang banyak orang tidak mengerti adalah bahwa respon beku juga terkait trauma," jelasnya.
Lamanya respons fisik seseorang dapat berbeda tergantung pada jenis trauma yang mereka hadapi.
Di tengah trauma akut (peristiwa satu kali seperti kecelakaan mobil, misalnya), sensasi fisik bisa dalam jangka pendek.
Tapi trauma kronis, jika seseorang terus-menerus mengalami hiper-gairah (seorang tentara di zona perang, misalnya) tubuh mereka mungkin tetap dalam keadaan itu.
Cara terbaik untuk mengobati trauma tergantung pada tingkat keparahan dan dampaknya.
Dengan trauma yang telah berkembang menjadi gejala PTSD, dokter merekomendasikan praktik berbasis bukti yang kuat seperti terapi pemrosesan kognitif.