Perusahaan pengembangan kota terapung Oceanix, dan perusahaan arsitektur Bjarke Ingels Group (BIG) dan Samoo Architects & Engineers, berada di belakang proyek yang didukung PBB itu.

Proyek ini diresmikan di Markas Besar PBB pada 26 April dan diharapkan selesai pada 2025.

Tim awalnya mempertimbangkan untuk membangun kota dalam bentuk lingkaran, yang akan menahan angin dan ombak dari segala arah. Namun, lantaran terlalu mahal dan sulit untuk dihubungkan, tim harus mencari bentuk lain.

Sebagai gantinya, tim memutuskan untuk mengadopsi bentuk sarang lebah. Ini karena bentuknya yang heksagonal hampir mirip dengan lingkaran, dan juga memiliki permukaan lurus.