Deretan Skandal yang Menjerat Kim Keon-hee, Ibu Negara Baru Korea Selatan
RIAU24.COM - Istri Presiden terpilih Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk-yeol, Kim Keon-hee, kini semakin jadi sorotan publik. Bagaimana tidak, ibu negara baru ini beberapa kali terlibat dalam kontroversi.
Kim sebenarnya merupakan seorang ahli yang memiliki gelar doktor di bidang seni, tepatnya desain konten digital. Selain berkarier sebagai pengajar di sekolah dan universitas, perempuan berusia 49 tahun ini juga memiliki perusahaan yang bergerak di bidang penyelenggaraan pameran seni.
Namanya semakin mencuat selama masa kampanye Pemilihan Umum Presiden Korsel 2022 karena skandal-skandal yang menimpanya. Karena skandalnya marak diangkat di media, Kim pun menjauh dari sorotan publik. Dilaporkan The Korea Herald, Kim pun mengatakan akan membantu pekerjaan baru sang suami sebagai presiden Korsel “dalam diam”.
Lantas, apa saja skandal yang menimpa Kim? Nah, berikut tiga kontroversi yang mengelilingi Kim seperti dikutip Riau24.com dari kumparan :
1. Pemalsuan riwayat pekerjaan dalam resume
Kim diduga memalsukan riwayat pekerjaannya dalam resume untuk melamar kerja ke dua universitas di Korsel. Saat itu, Kim melamar ke Suwon Women’s University pada 2007 dan Anyang University pada 2013 untuk posisi dosen.
Dilansir The Korea Herald, dalam lamaran ke Suwon Women’s University, Kim diduga mengeklaim pernah menjabat sebagai direktur Korea Association of Game Industry selama tiga tahun sejak 2002. Sedangkan dalam lamaran untuk Anyang University, ia mengeklaim pernah menang penghargaan tertinggi dalam kategori Animasi di Korea Content Awards 2004.
Ia juga memalsukan riwayat pekerjaan dalam lamaran posisi dosen paruh waktu di Seoil Univeristy. Ia mengeklaim pernah mengajar untuk program sarjana di Hallym University. Padahal, ia dilaporkan hanya pernah mengajar di program diploma dua di Hallym Polytechnic University. Akhirnya pada akhir Desember 2021, Kim mengumumkan permintaan maafnya secara publik.
“Saya melakukan kesalahan dalam proses bekerja dan belajar. Saya melebih-lebihkan karier saya agar terlihat bagus, dan menuliskan resumenya dengan tidak benar. Saya tidak seharusnya melakukan itu, tetapi melihat lagi ke belakang, itu adalah hal yang memalukan,” ucap Kim.
2. Tuduhan terhadap gerakan MeToo di Korea
Pada Januari 2022, stasiun televisi Korsel MBC merilis percakapan telepon sebanyak 52 bagian antara Kim dengan seorang jurnalis portal media liberal di YouTube.
Dilaporkan kantor berita Yonhap, dalam percakapan itu, Kim mengatakan skandal gerakan MeToo terjadi di tengah-tengah politikus liberal—Partai Demokrat Korsel—yang tidak membayar kompensasi kepada para korban. Ia juga disebut membandingkan partai liberal dengan partai konservatif—People Power Party (PPP), partai Yoon Suk-yeol.
“Politikus konservatif memastikan mereka membayar. Mereka tidak menggunakan orang secara gratis. Itulah mengapa, Anda tidak banyak melihat kasus MeToo di sini [di partai konservatif]. MeToo terjadi ketika Anda tidak membayar kewajiban Anda,” ucap Kim dalam percakapan telepon itu.
Sebagai informasi, Gerakan MeToo adalah gerakan yang melawan tindakan kekerasan dan pelecehan seksual. Nah, dalam percakapan ini, Kim diduga merujuk pada skandal kekerasan seksual yang melibatkan politikus-politikus liberal, seperti eks Gubernur Provinsi Chungcheong Selatan An Hee-jung.
Menurut MBC, Kim akhirnya mengirimkan permintaan maaf secara tertulis atas “ucapan tak pantas” yang ia tuturkan ketika mengkritik tokoh publik.
3. Ancam jurnalis yang kritik sang suami
Pada akhir Januari lalu, Kim Keon-hee menyatakan akan memenjarakan jurnalis-jurnalis yang mengkritik suaminya, Yoon Suk-yeol, termasuk selama kampanye Pilpres Korsel 2022. “Jika saya berhasil mencapai Blue House (Istana Kepresidenan Korsel), saya akan menjebloskan mereka semua ke penjara,” kata Kim saat itu, sebagaimana dikutip dari The Straits Times.
Menurut Kim saat itu, portal media kritis kemungkinan besar akan diadili di bawah pemerintahan Yoon. “Polisi akan mendakwa mereka, baik ketika kami memerintahkannya atau tidak,” kata Kim kepada seorang jurnalis. Sampai saat ini, belum ada kabar terbaru soal apakah ancaman penjara terhadap para jurnalis tetap akan dilakukan, mengingat Yoon Suk-yeol kini sudah menjadi presiden terpilih.