Tradisi Barak An Hari Raya Idul Fitri di Desa Simpang Ayam Berlangsung Selama 4 Hari
RIAU24.COM -BENGKALIS - Ratusan warga laki-laki, maupun perempuan serta anak-anak didua dusun, bergantian memasuki rumah-rumah jiran tetangga.
Mereka, memasuki rumah kemudian dipimpin seorang imam dengan membaca beberapa surat Alquran lalu ditutup dengan doa, selanjutnya makan bersama yang disiapkan tuan rumah.
Begitulah gambaran memeriahkan Lebaran Idul Fitri 1444 H/2022 M dan mempererat silaturrahim bagi sebagian masyarakat yang ada di pulau Bengkalis khusus di Desa Simpang Ayam Kecamatan Bengkalis.
Menyambangi tetangga dan menyantap hidangan bersama-sama serta do'a bersama ini, pada tahun lalu sempat tidak dilakukan karena dampak wabah pandemi Covid-19. Menikmati lebaran kunjung-berkunjung rumah ke rumah dan mempererat silaturrahim antar warga dan hanya ditemui setahun sekali dengan warga masyarakat menyebutnya adalah Barak-An.
Foto: Tradisi Barak An di Desa Simpang Ayam, Kecamatan Bengkalis
Tradisi tersebut sudah dikenal masyarakat sejak puluhan tahun silam, seperti yang dilaksanakan Barak An warga masyarakat berada di Dua Dusun 1 dan 2 Desa Simpang Ayam Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis.
Menurut warga setempat kegiatan Barak An di daerah ini sudah berlangsung lama, hanya saja pada tahun lalu itu ditiadakan karena dampak pandemi Covid-19.
"Rombongan kaum laki-laki atau bapak-bapak singgah ke rumah secara bergantian terlebih dahulu, lalu berdoa dan makan bersama. Selanjutnya satu orang perwakilan rombongan Barak An menemui tuan rumah menyampaikan permintaan maaf dan sebaliknya, diumumkan oleh perwakilan. Diakhiri dengan ucapan sholawat rombongan bapak-bapak kemudian melanjutkan ke rumah lainnya,"ungkap H Arjas tokoh masyarakat simpang ayam.
Diutarakannya, usai rombongan bapak bapak, disusul dengan rombongan anak anak kemudian dilanjutkan rombongan perempuan.
"Cara ini adalah memeriahkan Lebaran Idul Fitri dan mempererat silaturrahim, pada tahun ini yang di mulai dari 1 Syawal dan berakhir 4 Syawal atau hari ke empat lebaran,"ujarnya.
Menurutnya, menyinggahi hunian secara bergantian, juga menjadi hal diharapkan oleh tuan rumah. Karena kesempatan itu datangnya hanya setahun sekali dibandingkan dengan hari-hari biasanya karena sibuk rutinitas sehari hari.
"Tradisi ini sudah ada puluhan tahun lalu sampai sekarang. Dan ini adalah salah satu cara untuk mempererat silaturrahim dan saling maaf-memaafkan sesama warga di sini,"pungkasnya.