Kontroversi Pengambilalihan Twitter oleh Elon Musk, Ada yang Ketar-ketir dan Juga Senang, Kenapa?
RIAU24.COM - Bos Space X dan Tesla Elon Musk dinyatakan resmi membeli Twitter seharga US$44 miliar atau sekitar Rp637,1 triliun (US$1 sekitar Rp14.481) pada Senin (25/4).
Namun, kesepakatan ini memicu reaksi beragam, sementara para pengamat berspekulasi tentang bagaimana perubahan yang akan terjadi pada platform digital itu di bawah kepemimpinan Musk.
Musk dikenal sebagai salah seorang pengguna Twitter yang kerap mengkritisi manajemen platform teknologi rasasa itu. Dalam siaran pers pada Senin (25/4), Musk mengatakan “Twitter adalah beranda kota digital di mana hal-hal penting bagi masa depan umat manusia diperdebatkan.”
Pengambilalihan Twitter oleh Musk dipuji sejumlah anggota kelompok konservatif Amerika Serikat, yang menuduh perusahaan-perusahaan internet (termasuk Twitter) mempromosikan agenda politik liberal dan menekan suara-suara konservatif.
Senator Ted Cruz, anggota faksi Republik dari negara bagian Texas, mencuit “menakjubkan menyaksikan kepanikan kelompok kiri atas prospek kebebasan berbicara di Twitter."
Tetapi sebagian lainnya menyampaikan keprihatinan atas pengambilalihan perusahaan tersebut oleh Musk, yang dinilai akan mengurangi moderasi ujaran kebencian dan informasi yang salah di situs dengan ratusan juta pengguna tersebut.