Perjalanan Singkat Kartini dalam Memperjuangkan Hak Wanita Indonesia
RIAU24.COM - Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat atau yang akrab disapa Kartini merupakan salah satu pejuang emansipasi wanita dalam hal pendidikan Tanah Air.
Alhasil, Presiden 1 RI Soekarno melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 108 Tahun 1964 menetapkan pada 21 April sebagai hari Kartini.
Semua bermula ketika Kartini tertarik dengan pola pikir perempuan Eropa yang diketahui lewat surat kabar, majalah serta buku-buku yang ia baca dikutip dari tirto.id.
Ditambah membaca berbagai roman-roman beraliran feminis yang kesemuanya berbahasa Belanda.
Selain itu ia juga membaca buku karya Multatuli yang berjudul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta.
Hingga kemudian ia mulai berpikir untuk berusaha memajukan perempuan di Indonesia lantaran menganggap kedudukan wanita pribumi amat tertinggal jauh.
Kegelisahannya itu dia tuliskan melalui surat yang isinya tentang penderitaan yang wanita Indonesia alami.
Surat itu dia tujukan kepada teman wanita Belanda Kartini, Rosa Abendanon, dan Estelle “Stella” Zeehandelaar.
Penderitaan yang ia beberkan itu seperti harus menjalani pingit, hingga tak bisa bebas berpendapat dan menempuh pendidikan.
Selain itu, tulisan-tulisan Kartini juga berisi tentang makna Ketuhanan, peri kemanusiaan dan juga Nasionalisme.
Teman wanita Belanda Kartini juga mendukung pemikiran-pemikiran yang diungkapkannya.