Diprotes Warga, PM Swedia Malah Bela Aksi Pembakaran Al-Quran: Mereka Diizinkan Mengekspresikan Pendapat
RIAU24.COM - Kerusuhan terjadi di Kota Orebro Swedia oleh pengunjuk rasa kelompok Anti-Islam sayap kanan yang membakar Al-Quran pada Jumat (15/4).
Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson membela aksi pembakaran kitab suci Al-Quran tersebut pada Sabtu (16/4).
Diketahui, Paludan mengunjungi sebuah wilayah berpenduduk mayoritas muslim di Swedia, lalu membakar Al-Quran dengan pengawalan aparat.
Sedikitnya 200 demonstran memprotes aksi tersebut dengan melempar batu kepada polisi dan membakar kendaraan aparat.
Andersson mengatakan bahwa aksi Paludan merupakan sebuah bentuk kebebasan berekspresi, dan menyerukan bahwa kekerasan tidak sepatutnya dilakukan.
"Di Swedia, orang-orang diizinkan untuk mengekspresikan pendapat mereka, tidak peduli jika aksi tersebut sopan atau tidak sopan. Itu adalah bagian dari demokrasi kita," ujar Andersson kepada sebuah kantor berita setempat.
"Tidak peduli apa yang Anda pikirkan, Anda tidak boleh menggunakan kekerasan. Kami tidak akan menerima itu."
Ia juga mengatakan bahwa seharusnya masyarakat tidak terhasut oleh perbuatan Paludan.
"Ini adalah jenis reaksi kekerasan yang (Rasmus Paludan) inginkan. Tujuannya adalah untuk menghasut orang untuk saling melawan." lanjut dia.
Sebelumnya, kerusuhan itu telah terjadi selama dua hari berturut-turut, yang dipelopori oleh gerakan Stram Kurs (Garis Keras) anti-imigrasi, dan anti-islam sayap kanan yang dipimpin Rasmus Paludan dari Denmark-Swedia.