Mendulang Emas Dari HP Rusak dan Barang Elektronik Bekas Lain, Jadi Bisnis yang Menggiurkan
RIAU24.COM - Limbah masih menjadi masalah serius di hampir setiap negara, mulai dari limbah plastik, kertas, hingga elektronik. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi tingginya angka limbah, akan tetapi hasilnya masih belum maksimal. Solusi atas permasalahan limbah masih terus dikaji ulang.
Di Indonesia sendiri, minat masyarakat untuk membeli produk elektronik cukup tinggi. Sehingga Indonesia menjadi negara dengan konsumsi elektronik terbesar di dunia. Hal ini justru menyebabkan limbah elektronik atau e-waste cukup tinggi. Nah, ternyata limbah yang berasal dari barang elektronik bekas ini bisa jadi bisnis yang menggiurkan. Kok bisa? Biar nggak penasaran, simak ulasan berikut.
Limbah elektronik bisa berbahaya bagi lingkungan
Sebagian besar masyarakat biasanya akan langsung membuang peralatan elektronik ketika sudah rusak. Mereka lebih memilih membeli peralatan elektronik baru, ketimbang memperbaiki yang rusak. Padahal elektronik bekas tersebut masih bisa dimanfaatkan dan bernilai tinggi.
Perilaku ini secara tidak langsung akan mencemari lingkungan di sekitar kita. Apalagi jika sampah elektronik tersebut tidak ditangani dengan benar, karena di dalam sampah elektronik mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). Mulai dari merkuri, timbel, litiun, kadnium, dan mangan.
Ubah limbah elektronik menjadi emas
Perlu kamu ketahui, sampah elektronik tersebut sebenarnya berpotensi menghasilkan sumber daya logam yang tinggi. Misalnya saja, limbah ponsel bekas seberat 15-30 kilogram, bisa menghasilkan sebuah cincin emas dengan berat sekitar 2 gram.
Sebuah penelitian pernah dilakukan oleh perusahaan asal Jepang, Yokohama Metal Co Ltd, bahwa satu ton ponsel bekas, mampu menghasilkan 150 gram emas, 100 kg tembaga, 3 kg perak, dan berbagai logam lainnya. Berbeda dengan satu ton bahan tambang emas, yang rata-rata hanya menghasilkan 5 gram emas saja.