Ketika Soeharto Sempat Dibuat Pening Sama Wapres Pilihan Sendiri
RIAU24.COM - Sri Sultan Hamengkubuwono IX enggan menjabat kembali sebagai Wapres. Alhasil, kondisi itu membuat Soeharto harus memilih wakil yang lain. Dia memilih Adam Malik pada 23 Maret 1978.
Sayang, pilihan Soeharto kurang tepat. Latar belakang Adam sebagai wartawan bikin Soeharto kerepotan dikutip dari tirto.id.
Soeharto mengakui dalam autobiografinya sedikit kewalahan dalam bekerja sama dengan Adam Malik.
"Tidak ada maksud padanya untuk mempersulit keadaan, tetapi statement-nya itu menyulitkan, artinya, tidak serasi dengan kebijaksanaan pemerintah. Padahal ia berada di dalamnya," kata Soeharto.
Salah satu yang paling dikenang ketika pembukaan kembali hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Cina (RRC).
Adam Malik seolah hendak membukanya sesegera mungkin, tapi Soeharto merasa membutuhkan waktu lebih lama lagi.
Tak hanya itu, Adam Malik dituduh tersangkut Kudeta 3 Juli 1946, seperti kebanyakan tokoh Murba lainnya.
Meskipun seperti itu, Adam tetaplah sebagai sosok penting bagi Republik ini. Dari pemerintah Republik Indonesia, Adam Malik memperoleh banyak penghargaan.
Dia penerima Bintang Mahaputera kl. IV tahun 1971, Bintang Adhi Perdana kl.II tahun 1973, juga diangkat sebagai Pahlawan Nasional pada 1998. Adam Malik tutup usia pada 5 September 1984.