Ada 14 Ekor Sapi Dikabupaten Bengkalis Terkena Virus LSD, Drh, M. Mardani: Penyakit Ini Tidak Menular ke Manusia dan Bisa Diobati
RIAU24.COM -BENGKALIS - Penyakit Lumpy Skin Desease (LSD) yang terjadi pada hewan ternak sapi, untuk dikabupaten Bengkalis ada sekitar 14 ekor sapi yang terdampak penyakit tersebut dari tiga kecamatan.
Hal tersebut langsung ditangani pihak Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan Kabupaten Bengkalis. Adapun tiga kecamatan hewan sapi yang terdampak penyakit Lumpy Skin Desease (LSD) diantaranya kecamatan Bantan, kecamatan Bengkalis dan Kecamatan Bukit Batu.
Seperti disampaikan Drh H M Mardani, Kepala seksi kesehatan hewan, pengelolaan dan pemasaran pada bidang peternakan kabupaten Bengkalis, kepada Riau24.com, Senin 21 Maret 2022.
"Terkait penyakit Lumpy Skin Desease (LSD) di kabupaten Bengkalis, kami sejak bulan Januari 2022 sudah melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Peternakan hewan provinsi riau dan kementrian pertanian, dengan adanya laporan gejala pada ternak sapi berupa benjolan pada kulit,"ungkap Mardani.
Diutarakan Drh M. Mardani, untuk di kabupaten Bengkalis, pihaknya sudah mengidentifikasi adanya benjolan pada kulit hewan (Sapi red,) sejak tanggal 14 Februari 2022.
"Jadi disana ada laporan yang awalnya dari peternak, bahwa adanya sapi sakit berkelainan pada kulit dan sapi sapinya tidak mau makan. dan saat itu langsung dilaporkan di Puskeswan kec Bantan. Disana pihak pusat kesehatan hewan langsung mengobati hewan tersebut dengan mengambil pesimen selanjutnya ditindak lanjuti untuk pengambilan sampel terhadap hewan ternak lainnya," beber Mardani.
Dari hasil pengujian sampel, ungkap Mardani, pihak peternakan Kabupaten Bengkalis mendapatkan hasil positif LSD tersebut. Kemudian, dari hasil tersebut pihaknya menindak lanjuti laporan pada Dinas Peternakan Hewan Prov Riau.
"Jadi pada 20 Maret 2022 kemarin, di Kabupaten Bengkalis terdapat ada sekitar 14 ekor sapi terkena penyakit LSD hasil dari uji laboratorium. Sapi yang terkena penyakit LSD ini itu ada di kec Bengkalis, Kec. Bantan dan Kec Bukit Batu. Dan kami juga sudah mengambil langkah langkah strategis dalam rangka pengendalian penyakit LSD ini,"ucapnya lagi.
Menurut Mardani, pihaknya juga sudah mengikuti prosedur dalam penanganan penyakit seperti yang diarahkan dari pihak kementrian. Jadi, dari 14 ekor sapi yang sakit itu, ada satu ekor yang dipotong pemiliknya.
"Sebenarnya dari hasil tersebut, ada beberapa hal hal yang perlu diperhatikan terutama pada pengendalianya. Dan sampai saat ini sudah beberapa langkah yang kami laksanakan, dimulai dari sosialisasi, pengawasan lalulintas, respon cepat tanggap laporan, dan yang sudah kita laksanakan baru baru ini yang berjalan selama tiga hari, pihak kami sudah melakukan vaksinasi hewan secara darurat terhadap penyakit LSD ini,"ungka Drh Mardani lagi.
Untuk realiasi lantaran masih berjalan tiga hari, itu sekitar 464 dosis yang baru dilaksanakan yaitu di kecamatan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis. Kedepannya sebenarnya masih ada kegiatan ini, jadi kegiatan ini adalah sharing kegiatan.
Jadi dari Dinas peternakan pusat melalui Dinas Provinsi riau hingga ke pemerintah kabupaten, sharing ini berdasarkan dari kemampuan dan sesuai aturan yang berlaku. Strategi antisipasi yang utama adalah, bahwa penyakit LSD ini adalah disebabkan oleh virus.
Dan yang keduanya penyakit ini tidak menular kepada manusia. Selanjutnya adalah, dari menularnya penyakit LSD terutama dari serangga serangga penghisap darah, seperti nyamuk, lalat kandang dan Caplak. Dalam hal ini, para peternak atau masyarakat agar tidak panik, karena penyakit ini bisa diobati.