Sempat Sampaikan Empatinya, Kini Megawati Malah Terheran-heran Lihat Ibu-ibu Antre Minyak Goreng
RIAU24.COM - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri turut menyoroti kelangkaan minyak goreng yang terjadi belakangan ini.
Mega heran banyak warga rela mengantre lama untuk membeli barang tersebut. Ia juga bertanya-tanya, apakah semua ibu hanya menggoreng makanan saja setiap harinya sampai harus berebutan untuk mendapatkan minyak.
"Saya sampai mengelus dada, bukan urusan masalah nggak ada atau mahalnya minyak goreng, saya sampai mikir, jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng sampai begitu rebutannya?" kata Megawati dalam webinar "Cegah Stunting untuk Generasi Emas" yang disiarkan Youtube Tribunnews, Jumat (18/3).
Padahal, menurut Mega, selain digoreng, ada banyak cara untuk membuat makanan. Bisa dengan direbus, dibakar, atau dikukus.
"Apa tidak ada cara untuk merebus, lalu mengukus, atau seperti rujak, apa tidak ada? Itu menu Indonesia lho. Lha kok njelimet (rumit) gitu," tuturnya.
Mega mengatakan, seandainya almarhum suami menyuruhnya untuk ikut mengantre atau berebut membeli minyak goreng, sudah pasti dia tidak mau.
Ketimbang menggoreng, Mega bilang lebih memilih memasak di rumah dengan cara lainnya.
Selain enggan menghabiskan waktu, kata Mega, terlalu banyak mengonsumsi makanan yang digoreng juga tak baik untuk kesehatan tubuh.
"Saya emoh (tidak mau). Aku lebih baik masak di rumah, direbus kek, dikukus kek," kata dia.
Meski demikian, Mega tak menampik pentingnya minyak goreng di dalam rumah tangga di Indonesia. Namun, menurut dia, minyak goreng bukanlah kebutuhan primer.
"Nanti dipikirnya saya tidak membantu rakyat kecil. Lho, padahal, ini kebutuhan apa tidak? Sebetulnya ini kan bukan primer sebetulnya, kalau mikirnya kita kreatif," kata Presiden ke-5 RI itu.
Langka dan tingginya harga minyak goreng sebenarnya bukan hal baru. Kondisi ini sudah terjadi selama berbulan-bulan, setidaknya sejak akhir tahun lalu.
Warga pun menjerit karena benang kusut ini tak kunjung mampu diurai pemerintah.
Di banyak daerah, para ibu rela berdesak-desakan di toko ritel demi mendapatkan minyak, baik curah maupun kemasan. Di antara mereka banyak yang mengantre sambil menggendong anaknya.
Saking kisruhnya, antrean pembeli minyak goreng sampai memakan korban. Beberapa ibu dilaporkan pingsan, bahkan di beberapa daerah ada yang meninggal dunia.