Ketika Kelemahan Mesin Bensin dan Uap Jadi Inspirasi Rudolf Diesel Ciptakan Tandingan Baru
RIAU24.COM - Penyebutan mesin berbahan bakar solar diambil dari nama penemunya, Rudolf Christian Karl Diesel.
Penemuan ini dimulai ketika Diesel dibuat penasaran oleh ucapan Profesor Gottfried von Linde (1842-1934) pada tahun 1878 di Politeknik Munich dikutip dari tirto.id.
Sang professor menyampaikan bahwa dalam Teori Carnot, kalor yang dikonduksi akan menjadi gas dengan efisiensi dan efektivitas mencapai 90 persen sehingga sanggup membuat mesin bekerja.
Keinginan untuk mengubah teori itu menjadi kenyataan terus mendominasi pikiran Diesel. Saking terobsesinya, dia bahkan rela meninggalkan bangku sekolah untuk berusaha mewujudkannya.
Setidaknya ada tiga kali percobaan Diesel. Yakni pada tahun 1893-1897 yang semuanya melewati tahapan sesuai rancangan awal.
Pada percobaan ketiga mesin dapat beroperasi dan menghasilkan efisiensi di atas 20 persen.
Seiring perjalanan waktu mesin jenis ini dibuat menjadi lebih kecil dan kerjanya dibuat lebih efisien. Begitu juga dengan namanya yang kemudian diubah menjadi Mesin Diesel untuk menghormati jasa Rudolf Diesel.
Ketika Diesel tergerak untuk merealisasikan ciptaanya, sudah terdapat mesin uap yang menopang kehidupan masyarakat dunia kala itu.
Untuk kebutuhan listrik masyarakat, industri, dan transportasi telah bergantung dari operasional mesin yang ditemukan oleh Thomas Newcomen pada 1711, yang kemudian disempurnakan James Watt pada 1768.
Selain itu ada pula mesin bensin ciptaan Nikolaus Otto pada 1861 yang menjadi alternatif mesin uap. Namun menurutnya, kerja mesin-mesin diatas tidak efektif karena tidak sebanding dengan energi mekanis yang dihasilkan.
Efektivitas mesin uap hanya 6-10 persen, sedangkan mesin bensin berkisar 14-17 persen. Artinya dari keseluruhan proses kerja hampir seluruh energi terbuang sia-sia.
Hal inilah yang akan dibenahi Diesel dengan menciptakan mesin pembakaran internal yang lebih efektif dan efisien.
Motivasi Diesel lainnya didasari atas keprihatinan terhadap masyarakat Eropa yang tidak mampu mengakses mesin.
Karena harganya mahal, mesin hanya bisa dimiliki oleh pabrik-pabrik besar. Sementara industri kecil dan masyarakat sipil tidak bisa memilikinya. Maka itu Diesel ingin penemuan mesinnya kelak dapat diakses banyak orang.