RIAU24.COM - Hassan Al-Khalaf, bocah laki-laki Ukraina berusia 11 tahun, melarikan diri dari kota kelahirannya, Zaporizhzhia, setelah Rusia menguasai pembangkit listrik tenaga nuklir di sana.
zxc1
Hassan tiba di Slovakia dengan kereta api dan berjalan kaki, menempuh jarak lebih dari 620 mil. 

Dia hanya membawa satu kantong plastik berisi barang-barang pribadinya, termasuk paspor dan sebuah tas ransel. Dan di tangannya, tertulis sebuah nomor telepon.

zxc2
Nomor telepon itu adalah satu-satunya cara dia bisa terhubung dengan keluarganya yang berada di Slovakia. 

Para penjaga perbatasan di Slovakia membantu Hassan, menghubungi nomor telepon yang tertulis dengan tinta biru di tangannya, agar bocah itu bisa bersatu kembali dengan saudara lelakinya, yang bersekolah di ibu kota Slovakia, Bratislava.

“Saya mendapat harapan dari ibu saya, dia menginginkan saya pergi. Harapan itu yang saya bawa dalam perjalanan saya,” kata Hassan pada rapat umum pro-Ukraina di ibu kota Slovakia pada Jumat lalu.

Ibu Hassan, Pisecka Yulia Volodymyrivna, adalah seorang ibu tunggal. Dia membuat keputusan berat untuk melepaskan anaknya pergi keluar dari Ukraina demi keselamatan bocah itu.

Pisecka tak bisa ikut, lantaran dia harus mengurus ibunya, nenek Hassan, yang berusia 84 tahun dan sudah tak mampu lagi berjalan.

“Penjaga perbatasan bertemu dengan Hassan, mereka membimbingnya, mengenggam tangannya. Mereka membantu Hassan menyeberangi perbatasan. Mereka memberi makan anak saya. Saya berterima kasih kepada mereka karena sudah menyelamatkan nyawa anak saya,” kata Pisecka dalam sebuah video.