Persaingan Kedai Kopi Kian Sengit, Kopi Bubuk Inovasi Baru KKC
RIAU24.COM - Usaha kedai kopi di kota jalur Kabupaten Kuantan Singingi tumbuh subur, ini ditandai dengan bermunculan kedai kopi baru, namun produknya tetap sama dengan menampilkan produk kopi Caghonti.
Meskipun produk kopi tetap sama bermerek Caghonti, namun KKC yang merupakan singkatan dari Kedai Kopi Caghonti ini telah berdiri sejak tahun 1980, dengan pendiri Irwan Samaun Idris asal Kampung baru Cerenti atau Pasar Cerenti Kuansing.
"Sampai sekarang KKC telah tumbuh dan berkembang pesat, berdiri di beberapa kota seperti Cerenti dan Teluk Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi, Pematang Reba Kabupaten Indragiri Hulu, dan bahkan juga siap memanjakan pelanggan di kota Pekanbaru," ungkap owner KKC Siswan Rizon.
Meskipun telah banyak berdiri gerai dengan produk kopi bermerek Caghonti di kota jalur Teluk Kuantan, namun sebut dia itu bukan satu produk dengan KKC." Merek kopi boleh sama, tapi KKC punya daya khas tersendiri," ujar Alumni Polri 1999-2000, yang saat ini juga anggota Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kuansing.
Dirinya juga meyakini, saat ini ekspansi para pemain baru ini menandakan bisnis kopi masih menjanjikan. Karena usaha kopi tergolong bisnis yang potensial, alasannya dengan minum kopi sudah gaya hidup masyarakat, mulai dari anak muda sampai orang tua.
"Di tengah-tengah cuan yang menjanjikan, para pemilik usaha kedai kopi seolah dihantui dengan persaingan usaha yang makin ketat. Maklum saja, semakin menguntungkan sektor usaha maka makin banyak diserbu pemain baru," sebut dia.
Namun dalam persaingan bisnis tersebut, sambung dia, harus dilakukan dengan inovasi tersendiri, tanpa harus meniru apa yang diproduksi oleh orang lain.
"Oleh karena itulah, sejak awal tahun 2022 ini, KKC telah menciptakan inovasi baru, dengan membuat Kopi bubuk beragam bentuk, mulai dari bubuk halus dan bubuk kasar. Kopi bubuk halus bisa langsung diminum, kalau bubuk kasar untuk konsumen di cafe," ujarnya lagi.
Mengenai harga, tanbah dia, kopi bubuk juga bervariasi, mulai dari Rp 30.000, Rp 60.000, Rp. 80.000 sampai Rp120.000.
"Alhamdulillah, permintaan kopi bubuk ini telah banyak, dan telah dikenal secara luas oleh masyarakat, baik Kuansing, Inhu, Pekanbaru, Kampar, bahkan kita juga telah mengirim ke PT Chevron Pasific Indonesia di Rumbai," tuturnya (Zar)***