Usai 4 Mata dengan Soeharto di Cendana, Hoegeng Putuskan Copot Seragam Polisi
RIAU24.COM - Kapolri Hoegeng yang dikenal sebagai sosok pemimpin paling berani dan jujur di Indonesia membulatkan diri berhenti jadi polisi setelah dipanggil Presiden RI Soeharto di kediamannya di Jalan Cendana.
Hoegeng dipanggil karena menolak tawaran untuk menjadi Duta Besar (Dubes) Swedia dan Duta Besar (Dubes) di Kerajaan Belgia, Benelux dan Luxemburg (Benelux), dikutip dari buku ‘Hoegeng Polisi dan Menteri’ karya Suhartono, dan okezone.com.
"Tugas apa pun saya akan terima, asal jangan jadi dubes, Pak," ujar Hoegeng.
Presiden Soeharto kemudian menjawabnya dengan kata-kata,"di Indonesia, tidak ada lagi lowongan buat Hoegeng," balasnya.
Hoegeng ditawari menjadi duta besar lantaran sepak terjangnya sebagai Kapolri merepotkan Soeharto.
Citra dan sikap Hoegeng yang dikenal jujur dan tanpa kompromi dinilai banyak orang menjadi alasan munculnya perseteruan antara Hoegeng dengan Soeharto.
Belum lagi sejumlah kasus diduga melibatkan orang-orang dekat Presiden Soeharto.
Usai 4 mata dengan Soekarno, Hoegeng sudah tidak lagi menjadi Kapolri. Dalam pengakuannya dia berhenti karena merasa tertantang.