Wajib Tahu, Ini 3 Cara Selamat Dari Senjata Nuklir Perang Dunia III Jika Tak Ingin Mati Secara Mengerikan
RIAU24.COM - Manusia telah lolos dari dua pertempuran global: Perang Dunia I dan Perang Dunia II -- yang ditutup dengan tragedi mengerikan bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki, Jepang. Penduduk Bumi juga sudah melalui periode Perang Dingin, ketika dua kekuatan adidaya, Amerika Serikat dan Uni Soviet saling bersitegang satu sama lain, dengan Blok Barat dan Blok Timur-nya, selama 1947-1991.
Saat ini, horor kembali membayangi. Situasi di Suriah, Irak, juga Semenanjung Korea memicu dugaan perang dalam skala global bisa jadi terjadi. Turki bahkan memprediksi bahwa perebutan kota Mosul dari ISIS, jika berlanjut sampai Suriah, berpotensi jadi cikal bakal Perang Dunia III. Sejumlah perkembangan dunia juga mengarah ke kondisi mengkhawatirkan, yang terbaru panggilan perang Presiden Rusia Vladimir Putin kepada Ukraina.
Terkait dengan 'sinyal-sinyal Perang Dunia III' itu, rupanya sudah diprediksi oleh para penggemar teori konspirasi. Menurut mereka, perang nuklir akan terjadi pada masa mendatang -- jadi yang terparah sejak bom atom dijatuhkan di Hiroshima pada Agustus 1945. Kala itu, saat AS dan Uni Soviat Perang Dingin, tujuh negara lainnya membangun kekuatan nuklir: Inggris, Prancis, China, India, Pakistan, Israel dan Korea Utara.
Menurut Federation of American Scientists, ada 15.350 hulu nuklir di dunia ini pada 2016. Dari angka itu, 90 persennya milik AS dan Rusia. Sementara, mereka yang optimistis berpendapat, perang dunia tak akan terjadi. Baik AS, Rusia, maupun China masih memiliki saluran diplomatik yang bisa diandalkan untuk mencapai kesepakatan. Berbeda dengan sebelumnya, ada 'kekuatan lain' yang juga mempengaruhi persepsi penduduk Bumi: internet.
Namun, kalau pun benar Perang Dunia III yang diwarnai adu senjata nuklir bakal terjadi, masih ada peluang untuk selamat. Ada sejumlah trik yang memaksimalkan kesempatan manusia untuk bisa tetap hidup. Apa saja?
Berikut 3 tipsnya, seperti Riau24.com kutip dari News.com.au.
1. Lokasi Teraman
Jika Anda warga Australia atau memutuskan untuk menjadi salah satu penduduknya, tempat terbaik di Benua Kanguru adalah Alice Spring. Lokasi itu dekat dengan fasilitas rahasia AS, di Pine Gap. Menurut tulisan fiksi buku berjudul On The Beach yang ditulis Nevil Shute, Melbourne juga menjadi tempat aman. Jika benar perang nuklir pecah di Bumi bagian utara, ibukota negara bagian Victoria itu menjadi tempat terakhir radiasi menyebar.
Dan jika perang menyebar tanpa terkendali, pergilah ke Antarika. Di sana memang dingin, namun dengan bekal yang cukup serta shelter atau perlindungan, Anda bisa bertahan hidup selama beberapa bulan.
2. Bunker
Pemerintah AS telah mengeluarkan selebaran pada 2010 yang menyatakan siapapun warga yang berada di ground zero atau lokasi pertempuran nuklir bisa jadi tak punya kesempatan untuk selamat. Jika kebetulan Anda berada beberapa kilometer dari lokasi ledakan nuklir, sinar terang yang terlihat bisa berarti tanda keberadaan gelombang kejut radiasi yang akan membunuh Anda dalam waktu cepat. Seandainya Anda berada dalam kondisi itu, buka mulut Anda sehingga gendang telinga tak pecah. Mulailah berlari karena Anda masih memiliki peluang 10 hingga 15 menit untuk menyelamatkan diri dari radiasi.
Jika Anda tahu di mana ada bunker, segera ke situ secepatnya. Tapi menurut para peneliti ada kemungkinan tempat seperti itu belum tentu aman.
3. Berlindung di Bawah Tanah
Namun, tak ada yang tahu apa arti dari 'menghapuskan kehidupan' atau menghancurkan Bumi. Namun, para ilmuan memprediksi, tak hanya kehancuran dan radiasi yang mengancam, asap besar yang muncul ledakan atomik mampu menutupi pancaran sinar matahari. Akibatnya, akan terjadi perubahan cuaca mendadak yang terjadi selama beberapa waktu atau dikenal dengan musim dingin nuklir. Satu-satunya cara untuk selamat dari bencana itu adalah tinggal di bawah tanah.
Sejumlah miliarder telah membangun bunker dengan segala kecanggihanya. Namun, efektivitasnya perlu dipertimbangkan. Sebegai contoh, Bikini Atol masih belum bisa ditinggali hingga 60 tahun setelah bom atom AS diujicobakan. Mungkin pembuat bunker perlu benar-benar menyusun strategi lebih mendalam lagi-- untuk memastikan tempat perlindungan itu bisa berfungsi semestinya.