Puluhan Anjing Diracuni Sampai Mati di Ipoh Setelah Mereka Tidak Lagi Dibutuhkan Oleh Lokasi Industri
RIAU24.COM - Manusia dan anjing selalu bekerja berdampingan. Dari menjadi hewan penolong hingga sahabat bagi petugas penegak hukum, hubungan simbiosis kami dengan anjing telah berlangsung berabad-abad. Namun, seperti manusia, kita mengkhianati sekutu kita.
Halaman Facebook Persatuan Haiwan Malaysia – Malaysia Animal Association membagikan bagaimana sekelompok anjing diracun sampai mati setelah situs industri Ipoh yang memelihara mereka memutuskan bahwa mereka tidak membutuhkan anjing-anjing itu lagi.
Tidak pasti apakah staf lokasi industri meracuni anjing-anjing itu atau apakah orang lain muncul kemudian untuk meracuni mereka. LSM sejak itu menyerukan kepemilikan anjing industri untuk memiliki peraturan dan lisensi yang lebih ketat untuk menghindari situasi semacam ini.
“Insiden tidak manusiawi pelaku yang meracuni hingga tewasnya puluhan anjing di Taman Cermin, Ipoh, Perak, tidak bisa dianggap enteng. Ini juga membuktikan betapa parahnya masyarakat Malaysia yang semakin kejam dan kehilangan nilai kemanusiaannya,” tulis mereka.
Baca juga: Rekening Ivan Dibekukan PPATK Gegara Valhalla Club Surabaya, Ahmad Sahroni Minta Usut Tuntas“Sudah saatnya Perda Perizinan Anjing dan Rumah Peternakan Anjing ditinjau dan diperketat oleh semua Pemerintah Daerah di Tanah Air.”
Faktor penyebab kebencian dan stigma terhadap anjing adalah banyaknya anjing liar di negara kita yang cenderung berkonflik dengan manusia. Tetapi dengan peraturan yang lebih ketat, masalah seperti itu dapat dihindari.
“Pengendalian kepemilikan anjing oleh pabrik, lokasi konstruksi, kawasan industri dan perkebunan perlu diperkenalkan untuk mencegah pembiakan anjing yang tidak terkendali yang berakhir dengan balas dendam para pembenci anjing yang akhirnya membunuh makhluk tak berdosa ini,”
“Aturan yang mewajibkan sterilisasi anjing harus ditegakkan terhadap semua izin anjing untuk mengontrol pembiakan yang tidak perlu yang menyebabkan pembuangan anjing. Ini sebagai upaya untuk mengendalikan populasi anjing yang menimbulkan konflik kenyamanan, hukum agama, dan masalah keamanan masyarakat,” tambah mereka.
Tetapi juga penting bagi para pelaku industri ini untuk kembali ke rumah atau memelihara hewan-hewan ini dengan hati-hati, alih-alih meninggalkan mereka begitu pekerjaan selesai.
“Ini karena sebagian besar masalah terkait anjing berasal dari anjing yang ditinggalkan oleh industri setelah layanan mereka tidak diperlukan,”
“Oleh karena itu, pendekatan preventif perlu segera dilakukan demi kebaikan masa depan negara sebagai negara animal welfare,” tutup mereka.