Menu

Rusia Invasi Ukraina, Akar Permasalahannya Sudah Ada Sejak 1.200 Tahun Lalu

Azhar 24 Feb 2022, 19:38
Krisis Rusia Ukraina. Sumber: Suara.com
Krisis Rusia Ukraina. Sumber: Suara.com

RIAU24.COM -  Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan invasi skala penuh terhadap negara Ukraina, Kamis, 24 Februari 2022.

Alhasil, suara-suara ledakan terdengar lantang di kota-kota Ukraina tak lama setelah Putin menggelar operasi militer dikutip dari detik.com.

Tahukah jika konflik kedua negara ini sudah ada sejak 1.200 tahun lalu. Sementara dalam perjalanannya, konflik yang benar-benar terasa terjadi pada tahun 1917 saat terjadinya Revolusi Bolshevik.

Ukraina adalah salah satu dari banyak negara yang terlibat dalam perang saudara yang brutal sebelum sepenuhnya diambil oleh Uni Soviet pada 1922.

Pada awal tahun 1930-an, untuk memaksa petani bergabung dengan pertanian kolektif, pemimpin Soviet Joseph Stalin kala itu mengendalikan wabah kelaparan yang mengakibatkan kematian jutaan orang Ukraina.

Setelah itu, Stalin mendatangkan sejumlah besar orang Rusia dan warga negara Soviet lainnya untuk membantu mengisi kembali penduduk yang meninggal dunia.

Warisan sejarah ini menciptakan garis patahan yang bertahan lama.

Karena Ukraina timur berada di bawah kekuasaan Rusia jauh lebih awal daripada Ukraina barat, orang-orang di timur memiliki ikatan yang lebih kuat dengan Rusia dan cenderung mendukung para pemimpin yang condong ke Rusia.

Sebaliknya, Ukraina barat menghabiskan waktu berabad-abad di bawah kendali pergeseran kekuatan Eropa seperti Polandia dan Kekaisaran Austro-Hungaria, salah satu alasan mengapa Ukraina di barat cenderung mendukung lebih banyak politisi yang condong ke Barat.

Ukraina baru memperoleh kemerdekaannya setelah lepas dari Uni Soviet pada 1991.

Hubungan Rusia dan Ukraina kembali memanas pada 2013 yang disebabkan oleh kesepakatan politik dan perdagangan penting dengan Uni Eropa.

Demi hubungan yang lebih dekat dengan Moskow, Presiden Ukraina yang pro-Rusia, Viktor Yanukovych, menolak perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa.

Penolakan tersebut memicu protes massa hingga Viktor Yanukovych digulingkan dari jabatannya pada 2014. Rusia meresponnya dengan menganeksasi wilayah Krimea.

Pada 2015, Rusia dan Ukraina sempat melakukan perjanjian damai untuk mengakhiri pertempuran skala besar dengan ditengahi oleh Prancis dan Jerman. Namun, upaya tersebut kandas.

Konflik Rusia vs Ukraina juga disebabkan oleh keinginan Ukraina untuk bergabung dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO). Sementara Rusia melarang Ukraina untuk bergabung dengan NATO.