Pakar Hak Asasi PBB Sebut China, Rusia dan Serbia Terus Pasok Senjata ke Junta Myanmar, Tewaskan Ribuan Warga Sipil
RIAU24.COM - Sorang pakar hak asasi PBB mengatakan bahwa China, Rusia, dan Serbia, terus memasok senjata yang digunakan junta Myanmar untuk menyerang warga sipil sejak kudeta tahun lalu, Selasa (22/2).
zxc1
Pelapor Khusus PBB untuk situasi hak asasi manusia di Myanmar, Tom Andrews, mendesak Dewan Keamanan untuk mengadakan pembicaraan untuk melarang transfer senjata yang digunakan oleh militer Myanmar untuk menyerang dan membunuh warga sipil.
“Anggota Dewan Keamanan PBB Rusia dan China terus memberikan junta militer Myanmar banyak jet tempur, kendaraan lapis baja, dan dalam kasus Rusia, senjata lebih lanjut,” kata Andrews dalam sebuah pernyataan.
zxc2
“Selama periode yang sama, Serbia telah mengizinkan roket dan artileri untuk diekspor ke militer Myanmar,” kata Andrews, yang merupakan pakar independen yang ditunjuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB.
“Sangat penting bahwa negara-negara anggota dan Dewan Keamanan bertindak segera untuk menghentikan penjualan senjata ke junta militer. Nyawa manusia, dan kredibilitas Dewan Keamanan, dipertaruhkan,” katanya.
Myanmar berada dalam kekacauan, ekonominya lumpuh, dan lebih dari 1.500 warga sipil tewas dalam tindakan keras militer sejak kudeta pada Februari 202.