Vivian Rubianti: Sosok yang Menginspirasi Dorce Gamalama Berganti Kelamin
RIAU24.COM - Perkara berganti kelamin dari pria ke wanita acap kali bikin geger. Kasus Vivian Rubianti, misalnya. Vivian menyadari ia adalah wanita yang terperangkap dalam tubuh laki-laki. Ia pun mencoba mendobrak kekakuan budaya. Opsi operasi pergantian kelamin diambilnya. Perjuangannya beranjut. Vivian jadi orang pertama yang melegalkan statusnya berganti kelamin sebagai wanita. Upayanya menginspirasi “Vivian-Vivian” lainnya untuk menempuh jalan yang sama. Termasuk Dorce Gamalama.
Vivian hadir ke dunia sebagai seorang laki-laki bernama Khan Kok Hian. Ia anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Khan Kiam Lee dan Auw Roontji Nio pada 1 Januari 1944. Sedari kecil, ia sudah menunjukkan tanda-tanda menyukai hal-hal yang berbau feminim. Dari merias wajah hingga menari balet.
zxc1
Sebaliknya, ia tak menunjukkan tanda-tanda menyukai aktivitas yang lazim dilakukan oleh anak laki-laki umumnya, seperti bermain mobil-mobilan atau layangan. Semakin hari Vivian pun menyadiri bahwa ia terperangkap dalam tubuh laki-laki. Alias raganya laki-laki, tapi tubuhnya perempuan.
Vivian pun beranjak dewasa. Kecintaannya akan Indonesia membuatnya menetap. Ia memilih untuk mengubah kewarganegaraan yang sebelumnya Republik Rakyat Tiongkok menjadi Indonesia. Vivian pun mengikuti jejak orang Tionghoa lainnya yang mengubah kewarganegaraan: ganti nama.
Kemudian, Vivian langgeng dikenal sebagai Iwan Robbyanto Iskandar. Nama itu pun sempat membawa hoki. Usaha salon dan butik yang dinamakan Robby Remaja di kawasan Kebayoran Baru laris manis. Pengunjungnya datang dari kalangan kelas atas. Tapi ia tak menemukan kenyamanan jadi menjalaninya sebagai laki-laki. Rasa itu akhirnya tak tertahankan. Vivian memilih untuk melakukan operasi pergantian kelamin di Singapura.
“Pada tanggal 8 Mei 1973 Iwan Robbyanto Iskandar berangkat ke Singapore dengan ex paspor Republik Indonesia No. C-034952 tertangal Jakarta 4 Agustus 1971. Selama di Singapore ternyata Iwan Robbyanto Iskandar telah mengalami operasi kelamin di Rumah Sakit Kandang Kerbau (Hospital for Woman) Departemen of Obstetrics & Gynaecology dari kelamin laki-laki diubah merjadi kelamin wanita.”
Perjuangan Vivian
Operasi yang dilakukan Vivian membawa masalah baru. Pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura mencabut paspor milik Vivian. Keputusan itu diambil mengingat Vivian sudah bukan lagi laki-laki, tetapi wanita. Karenanya, keinginan Vivian untuk mendapatkan paspor baru pupus. Namun, Vivian tetap bisa pulang ke Indonesia.
Sebagai gantinya, pihak KBRI mengeluarkan sehelai sertifikat surat keterangan darurat (Emergency Certificate). Sertifikat itu jadi jalan terakhir Vivian supaya dapat pulang. Pun sertifikat itu hanya berlaku satu hari saja. Cuma untuk penerbangan Singapura-Jakarta. Pihak KBRI juga memberikan keterangan kepada Vivian untuk menghadap ke Kantor Imigrasi setelah sampai di Tanah Air.
zxc2
Vivian dengan penuh semangat langsung mendatangi Kantor Imigrasi Jakarta. Ia berharap banyak pada imigrasi supaya dirinya dapat memperoleh paspor baru. Sebuah paspor dengan status baru sebagai wanita dengan nama Vivian Rubianti Iskandar. Malang tak dapat ditolak, Vivian gagal mendapatkan statusnya sebagai wanita. Alias permintaannya ditolak.
Ia tak lantas menyerah. Berbekal anjuran dari Kantor Imigrasi, Vivian pergi ke Catatan Sipil dengan maksud mengubah akte kelahirannya. Hasilnya tak jauh beda dengan Kantor Imigrasi. Permohonannya ditolak.
“Tuhan pun tidak menginginkan umat-Nya yaitu manusia ciptaan-Nya seperti Vivian, menderita terus-menerus dan berkepanjangan selama hidupnya,” cerita Adnan Buyung Nasution dalam buku Pergulatan Tanpa Henti Jilid II (2004).
Kedatangannya bermaksud meminta bantuan sang pengacara. Adnan Buyung pun simpati. Ia membantu Vivian dengan segala macam daya upaya. Pada akhirnya, Adnan Buyung Nasution jadi juru selamat Vivian. Kasus itu berhasil dimenangkannya.
Vivian jadi orang Indonesia pertama yang berganti kelamin dari laki-laki menjadi perempuan dan akui oleh negara. Keberhasilan Vivian memicu Vivian-Vivian lainnya untuk melakukan hal yang sama. Mereka ingin statusnya segera diakui negera secara sah. Dorce Gamalama, salah satunya.
“Setelah lima bulan bersidang, di tengah gelombang kritik berbagai organisasi yang menyebutkan bahwa yang dilakukan Vivian melanggar ketentuan agama, pengadilan mengabulkan permohonan Vivian. Sejak itu, ia resmi sebagai perempuan. Namanya berganti menjadi Vivian Rubianti Iskandar.”
“Menurut ketua majelis hakim Fatimah, permohonan Vivian perlu diputuskan karena menyangkut ketegasan statusnya di muka hukum. Untuk mengurus pernikahan, warisan, atau perjanjian kerja, termasuk urusan pidana, hukum hanya mengenal seseorang itu laki-laki atau perempuan, kata Fatimah. Vivian adalah orang pertama yang meminta penetapan pengadilan dalam perkara ganti kelamin,” tutup Erwin Dariyanto dalam tulisannya di Majalah Tempo berjudul Kisah Vivian, Dorce, dan Karnah (2010).