BMKG Bantah Kabar Pencemaran Udara Sebabkan Penularan Covid-19
Menurut dia, sampai saat ini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan adanya keterkaitan antara sebaran konsentrasi PM2,5 dan penularan Covid-19.
Urip mengutip penelitian Anand et al. (2021) berjudul "A review of the presence of SARS-CoV-2 RNA in wastewater and airborne particulates and its use for virus spreading surveillance", dan penelitian dari Maleki et al. (2021)) berjudul "An updated systematic review on the association between atmospheric particulate matter pollution and prevalence of SARS-CoV-2".
“Sehingga pernyataan yang menyebutkan bahwa PM2,5 sebagai penyebab Covid-19 tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat,” ujarnya.
Dari data konsentrasi harian PM2,5 dan jumlah kasus positif Covid-19 di Provinsi DKI Jakarta 1 Januari hingga 6 Februari 2022, memperlihatkan peningkatan kasus positif Covid-19 tidak memiliki kaitan terhadap konsentrasi PM2,5.
Namun demikian, BMKG mengingatkan masyarakat bahwa paparan konsentrasi PM2.5 yang tinggi atau kondisi udara yang tercemar bisa meningkatkan risiko terhadap pasien Covid-19 yang memiliki penyakit penyerta atau komorbiditas gangguan cardiovascular dan infeksi saluran pernapasan.