Sejarah Kelam Perbudakan Indonesia
RIAU24.COM - Sejarah perbudakan di Indonesia sudah sudah terjadi sejak abad ke-14 Masehi.
Saat itu, orang-orang dengan sukarela menyerahkan diri kepada penguasa. Mereka mau dijadikan budak untuk membayar utang karena tidak mampu membayar maskawin, gagal panen atau sebab lainnya dikutip dari tirto.id.
Atau menjadi budak karena lebih baik menjual diri kepada orang lain demi mendapatkan makanan atau uang ketimbang mengemis.
Dari itu, para budak kebanyakan dipekerjakan untuk membangun rumah atau istana kaum bangsawan atau para saudagar kaya.
Kondisi diatas pernah terjadi di Aceh, Banten, Batavia, dan banyak wilayah lainnya dengan jenis atau penerapan yang berbeda-beda.
Sistem perbudakan semakin terasa ketika Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau kompeni Belanda menaklukkan Jayakarta pada 1619.
Oleh orang-orang asing itu, nama Jayakarta kemudian diganti Batavia yang menjadi pusat pemerintahan VOC.
Budak dibutuhkan VOC untuk membangun benteng, loji, jalan, gedung pemerintahan, pasar, rumah-rumah para pejabat kompeni, jembatan dan berbagai garapan lainnya.
Oleh sebab itu didatangkanlah para budak pria dari berbagai tempat untuk mengerjakan proyek tersebut tanpa upah.
Tak hanya lelaki saja, praktik perbudakan juga menimpa kaum perempuan. Pada masa VOC, budak-budak perempuan didatangkan untuk kepentingan pribadi sampai bisnis.