RIAU24.COM - Koala secara resmi dinyatakan terancam punah pada Jumat (11/2) di Australia timur, sebagian besar karena penyakit, kehilangan habitat, dan ancaman lainnya.
zxc1
Menteri Lingkungan Australia, Sussan Ley, mengubah status kehidupan koala atas rekomendasi dari Komite Ilmiah Spesies Terancam Punah pemerintah.

Sebelum 'terancam punah', koala terdaftar sebagai spesies 'rentan'.

Banyak koala di Australia menderita klamidia. Populasi koala di New South Wales khususnya sudah turun 33% hingga 61% sejak 2001. 
zxc2
Pada 2020, parlemen memperingatkan spesies itu mungkin punah sebelum 2050.

Sementara di Queensland, jumlah Koala turun setengahnya sejak 2001 karena kekeringan, kebakaran, dan penggundulan hutan. Beberapa juga mati diserang anjing, atau terlindas di jalan.

“Koala telah berubah dari rentan menjadi terancam punah dalam satu dekade. Itu penurunan yang sangat cepat,” kata Stuart Blanch, ilmuwan konservasi di World Wildlife Fund-Australia.

“Keputusan hari ini disambut baik, tetapi itu tidak akan menghentikan koala dari kepunahan kecuali jika disertai dengan undang-undang yang lebih kuat dan insentif pemilik lahan untuk melindungi rumah hutan mereka,” tambah Stuart.

Yayasan Koala Australia memperkirakan bahwa hanya ada kurang dari 100.000 Koala yang tersisa di alam liar, mungkin hanya 43.000.

Kebakaran hutan musim panas pada 2019-2020 menewaskan sedikitnya 6.400 termasuk koala sendiri.

“Ada banyak tekanan pada koala. Kebakaran Musim Panas tentu saja adalah titik kritis. Tapi kami tahu koala rentan terhadap perubahan iklim dan penyakit,” kata Sussan Ley, Jumat (11/2).