Ketika Pelukis yang Menentang Penjajahan Belum Bisa Diangakat Sebagai Pahlawan Nasional
RIAU24.COM - Sastrawan dan komponis sudah biasa diangkat sebagai Pahlawan Nasional.
Seperti nama-nama misalnya Abdoel Moeis, Amir Hamzah, Muhammad Yamin, Buya Hamka, W.R. Soepratman, hingga Ismail Marzuki.
Lantas bagaimana dengan kiprah seorang pelukis?
Padahal ada satu nama yang nyata-nyatanya layak diangkat sebagai Pahlawan Nasional. Dia adalah Raden Saleh Sjarif Boestaman dikutip dari historia.id.
Ia sendiri merupakan pelopor seni lukis modern Indonesia. Lukisannya yang paling menyita perhatian berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857).
Dalam lukisan itu, Raden Saleh memperlihatkan jika Diponegoro adalah sosok yang tegar dan sangat-sangat dihormati.
Ini bukti jika lukisan dapat diartikan sebagai perjuangan melawan kolonialisme. Dan sudah selayaknya diangat sebagai Pahlawan Nasional.
Serta bentuk perlawanan yang menggambarkan salah satu peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia ketika melawan penjajah diabadikan dalam bentuk lukisan.
Alasannya karena lukisan yang dibuat Raden Saleh jelas-jelas menentang hasil karya dari pelukis Belanda, Nicolaas Pieneman.
Antara tahun 1830-1835, lukisan yang diberinya judul Penyerahan Pangeran Belanda itu menggambarkan jika Diponegoro dan pengikutnya lemah dan tak berdaya saat berada di tangan penjajah.
Untuk diketahui, nama Raden Saleh pernah diusulkan sebagai Pahlawan Nasional pada 2012. Bahkan buku yang memuat tentang perjalanan hidupnya juga sudah diterbitkan.
Namun, hingga saat ini pemerintah masih belum mengangkat namanya sebagai Pahlawan Nasional.