Covid-19 Belum Usai, Varian HIV Baru Ditemukan di Eropa yang Dipercaya Sangat Mematikan
RIAU24.COM - Peneliti Oxford mengumumkan penemuan jenis HIV baru yang sangat mematikan telah mengintai Belanda beberapa dekade, tetapi berkat efektivitas pengobatan, hal itu dianggap “tak perlu dikhawatirkan”.
Varian baru yang disebut varian VB ini tampaknya menyebabkan perkembangan penyakit yang lebih cepat dibandingkan dengan versi virus lainnya.
Human immunodeficiency virus (HIV) menginfeksi dan menghancurkan sel-sel kekebalan yang disebut sel CD4 di dalam tubuh dan menyebabkan jumlah sel menjadi turun drastis.
Jika tak diobati, infeksi kemudian berkembang menjadi AIDS.
Pada orang yang terinfeksi varian VB, jumlah CD4 turun sekitar dua kali lipat dibandingkan orang yang terinfeksi dengan jenis HIV yang terkait erat, yakni dari subtipe genetik yang sama (B).
Mengutip Science Alert, Jumat (4/2) tanpa pengobatan, infeksi varian VB kemungkinan akan berkembang menjadi AIDS rata-rata dalam waktu dua sampai tiga tahun setelah diagnosis HIV awal.
Sementara pada HIV varian lainnya, perkembangan terjadi rata-rata sekitar enam hingga tujuh tahun setelah diagnosis.
"Kami menemukan bahwa rata-rata, individu dengan varian ini diperkirakan akan berkembang dari diagnosis menjadi 'HIV lanjut' dalam sembilan bulan," ungkap Chris Wymant, penulis pertama dan peneliti senior di genetika statistik dan dinamika patogen di University of Oxford.
Kondisi itu terjadi jika mereka tidak memulai pengobatan sesegera mungkin. Perkembangan penyakit juga akan lebih cepat terjadi jika seseorang didiagnosis pada usia tiga puluhan.
Untungnya dalam penelitian mereka, tim peneliti menemukan bahwa obat antiretroviral yang digunakan untuk pengobatan standar HIV, bekerja dengan baik terhadap varian VB layaknya versi virus lainnya.
"Untuk seseorang yang berhasil dalam pengobatan, penurunan sistem kekebalan dan penularan virus ke orang lain dihentikan," kata Wymant.